Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Komunitas
Kamis, 15 Agustus 2024 | 09:45 WIB
KANDIDAT KETUA UMUM IKPI 2024-2029 VAUDY STARWORLD:
Kamis, 15 Agustus 2024 | 09:20 WIB
KANDIDAT KETUA UMUM IKPI 2024-2029 RUSTON TAMBUNAN:
Sabtu, 10 Agustus 2024 | 14:07 WIB
TAXPLORE UI 2024
Rabu, 07 Agustus 2024 | 17:50 WIB
KERJA SAMA PERPAJAKAN
Data & Alat
Rabu, 14 Agustus 2024 | 09:17 WIB
KURS PAJAK 14 AGUSTUS 2024 - 20 AGUSTUS 2024
Rabu, 07 Agustus 2024 | 09:09 WIB
KURS PAJAK 07 AGUSTUS 2024 - 13 AGUSTUS 2024
Kamis, 01 Agustus 2024 | 10:00 WIB
KMK 12/2024
Rabu, 31 Juli 2024 | 09:37 WIB
KURS PAJAK 31 JULI 2024 - 06 AGUSTUS 2024
Fokus
Reportase

Pelaku Usaha Wajib Sampaikan Laporan Pemanfaatan Bibit dan Benih

A+
A-
1
A+
A-
1
Pelaku Usaha Wajib Sampaikan Laporan Pemanfaatan Bibit dan Benih

Ilustrasi. Foto udara sejumlah petani menebar bibit padi dengan sistem tanam benih langsung (tabela) di Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (8/6/2024). ANTAOTO/Andry Denisah/YU/nym.

JAKARTA, DDTCNews - Pelaku usaha yang mendapat pembebasan bea masuk atas impor bibit dan benih wajib memanfaatkannya sesuai dengan tujuan. Selain itu, pelaku usaha tersebut juga wajib menyampaikan laporan pemanfaatan bibit dan benih.

Kewajiban itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 41/2024. Adapun PMK 41/2024 merupakan peraturan baru yang akan menggantikan PMK 105/2007. Apabila dibandingkan dengan PMK 105/2007, PMK 41/2024 kini turut mengatur soal pemanfaatan serta pelaporan bibit dan benih.

“Pelaku usaha wajib memanfaatkan bibit dan benih yang telah diberikan pembebasan bea masuk ... sesuai dengan tujuan pemberian pembebasan bea masuk,” bunyi Pasal 7 ayat (1) PMK 41/2024.

Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Berlanjut, BKF Singgung soal Resiliensi Ekonomi

Apabila pelaku usaha tidak memanfaatkan bibit dan benih tersebut sesuai dengan tujuan maka ada 2 konsekuensi yang menanti. Pertama, pelaku usaha harus membayar bea masuk yang terutang atas bibit dan benih. Kedua, pelaku usaha harus membayar sanksi administrasi.

Selanjutnya, pelaku usaha harus membuat laporan pemanfaatan bibit dan benih sesuai dengan contoh format dalam Lampiran huruf C PMK 41/2024. Nantinya, laporan tersebut disampaikan secara elektronik ke Portal Ditjen Bea dan Cukai melalui SINSW.

Pelaku usaha harus menyampaikan laporan tersebut setiap 6 bulan terhitung sejak tanggal pemberitahuan pabean sampai dengan terealisasinya tujuan untuk pengembangbiakan. Jika tidak menyampaikan laporan sesuai jangka waktu yang ditetapkan, pelaku usaha akan terkena sanksi.

Baca Juga: Juknis Akses Informasi Keuangan untuk Perpajakan, Download di Sini!

Sanksi tersebut berupa penundaan pelayanan pemberian pembebasan bea masuk berikutnya. Penundaan layanan itu akan berlangsung sampai pelaku usaha menyampaikan laporan pemanfaatan bibit dan benih.

Ketentuan pemanfaatan serta pelaporan bibit dan benih merupakan klausul baru yang belum tercantum dalam PMK 105/2007. Adapun PMK 41/2024 akan berlaku efektif pada 4 Agustus 2024. Berlakunya PMK 41/2024 sekaligus membuat PMK 105/2007 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (kaw)

Baca Juga: Neraca Perdagangan Kembali Surplus US$0,47 Miliar pada Juli 2024

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : PMK 41/2024, benih, bibit, pertanian, perikanan, peternakan, bea masuk, impor, Perpajakan DDTC, peraturan perpajakan

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 08 Agustus 2024 | 16:45 WIB
TIPS PAJAK

Cara Cari Panduan Pajak Sesuai Transaksi Anda di Perpajakan DDTC

Kamis, 08 Agustus 2024 | 14:30 WIB
PMK 48/2024

Lindungi Industri Lokal, RI Kembali Kenakan BMTP Terhadap Kain Impor

Kamis, 08 Agustus 2024 | 10:00 WIB
PMK 32/2024

Diganti, Aturan Bebas Bea Masuk Alat Pencegahan Pencemaran Lingkungan

berita pilihan

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 18:51 WIB
KEBIJAKAN FISKAL

Fleksibilitas untuk Prabowo, Belanja Non-K/L 2025 Diusulkan Rp1.716 T

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 18:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Soal PPN Naik Jadi 12%, Sri Mulyani Sebut Prabowo Sudah Fully Aware

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 18:30 WIB
KPP PRATAMA BANDAR LAMPUNG DUA

Punya Masalah Likuiditas, WP Sukarela Serahkan Mobil untuk Disita KPP

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 18:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Pemerintah Targetkan Tax Ratio 2025 sebesar 10,24 Persen

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 17:37 WIB
HUT KE-17 DDTC

Penguatan Literasi Perpajakan yang Berkelanjutan Lewat DDTC Library

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 16:41 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Ditarget Tumbuh 10% Tahun Depan, Ini Langkah DJP

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 16:30 WIB
KAMUS FISKAL

Apa Itu Nota Keuangan?

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 15:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Penyesuaian Tarif Pajak Kripto, OJK Siap Bahas dengan Kemenkeu

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 15:17 WIB
RAPBN 2025 DAN NOTA KEUANGAN

Pemerintah Rancang RAPBN 2025 dengan Defisit 2,53%, Begini Posturnya

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 15:15 WIB
RAPBN 2025 DAN NOTA KEUANGAN

Disusun untuk Prabowo-Gibran, Jokowi: RAPBN 2025 Dirancang Fleksibel