Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Rabu, 24 Juli 2024 | 09:15 WIB
KURS PAJAK 24 JULI 2024 - 30 JULI 2024
Rabu, 17 Juli 2024 | 10:59 WIB
KURS PAJAK 17 JULI 2024 - 23 JULI 2024
Kamis, 11 Juli 2024 | 17:38 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN PAJAK
Rabu, 10 Juli 2024 | 09:25 WIB
KURS PAJAK 10 JULI 2024 - 16 JULI 2024
Fokus
Reportase

Founder DDTC Cerita Karier Pajak, Memotivasi Ratusan Mahasiswa UNS

A+
A-
2
A+
A-
2
Founder DDTC Cerita Karier Pajak, Memotivasi Ratusan Mahasiswa UNS

Founder DDTC Darussalam (kiri) dalam sesi sharing session dan bedah buku pada KAFEB Talk X DDTC di UNS Tower, Senin (20/5/2024). Dosen FEB UNS Taufiq Arifin (kiri) hadir sebagai moderator.

SURAKARTA, DDTCNews - Dalam acara KAFEB Talk X DDTC, Founder DDTC Darussalam berbagi pengetahuan mengenai pajak serta pengalaman berkarier. Dalam kesempatan tersebut, dia memberikan motivasi kepada lebih dari 460 mahasiswa UNS yang hadir.

Darussalam mengatakan pajak mendominasi pendapatan negara. Namun, kinerja tax ratio masih belum optimal. Selain itu, rasio jumlah pegawai pajak terhadap jumlah penduduk sekitar 1:6.085. Kemudian, rasio konsultan pajak terhadap jumlah penduduk di Indonesia masih sekitar 1:41.955.

“Dalam konteks ini, peluang karier di dunia pajak masih terbuka lebar. Baik menjadi pegawai pajak di pemerintahan, konsultan pajak, atau konsultan pajak di sebuah perusahaan,” ujarnya di UNS Tower, Senin (20/5/2024). Simak ‘Perkuat Kerja Sama Pendidikan Pajak, FEB UNS dan DDTC Teken MOA’.

Baca Juga: Kurangi Penarikan Utang, Malaysia Maksimalkan Penerimaan Pajak

Darussalam mengatakan peluang karier pada bidang pajak makin luas karena pajak merupakan multidisplin ilmu. Jasa perpajakan mencakup banyak kegiatan yang berbeda. Oleh karena itu, pengerjaannya dapat dilakukan oleh para profesional dengan kualifikasi yang berbeda.

Di tengah era digitalisasi, sambung Darussalam, muncul profesi taxologist yang menggabungkan pajak dengan teknologi. Menurutnya, profesi ini juga berpotensi banyak dicari pada masa mendatang. Perguruan tinggi juga perlu berpikir mengenai prospek profesi tersebut.

Untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang, menurutnya, perlu perubahan paradigma pembelajaran pajak. Dalam konteks ini, diperlukan pula redesain kurikulum perguruan tinggi di Indonesia.

Baca Juga: Siapa Saja WP Grup Pembayar Pajak Terbesar RI? DJP Ungkap 20 Daftarnya

Pertama, mempelajari pajak sebagai multidisplin ilmu. Kedua, mempelajari pajak dengan perbandingan negara lain. Ketiga, mempelajari pajak dengan studi kasus. Keempat, meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar pajak yang berasal dari luar otoritas. Kelima, membangun kolaborasi akademisi dan praktisi sehingga link and match dapat terwujud.

Awali dengan Membaca

Dalam acara tersebut, Darussalam berbagi pengalaman berkarier pada profesi konsultan pajak dengan mendirikan DDTC. Darussalam mengajak para mahasiswa untuk tidak takut bermimpi. Namun tidak berhenti sampai bermimpi, setiap orang perlu untuk bangun dan melakukan aksi.

Darussalam mengatakan kunci penting yang selama ini dilakukan adalah membaca, menulis, dan mempublikasikan. Alumnus berprestasi dari FEB UNS itu mengatakan kegiatan membaca merupakan awal yang penting. Terlebih, pajak merupakan multidisplin ilmu.

Baca Juga: Awasi Kepatuhan Pajak, Pemkab Pasang Ratusan Alat Perekam Transaksi

“Awali dengan membaca. Today a reader, tomorrow a leader,” ujar Darussalam.

Setelah membaca, setiap orang perlu menulis dan mempublikasikannya. Hingga saat ini, DDTC telah menerbitkan 24 buku. Profesional DDTC juga telah berkontribusi pada puluhan publikasi domestik dan internasional. Simak ‘Dalami Pajak, Buku Baru Terbitan DDTC Ini Penting Jadi Bekal Awal’.

Selain sebagai bentuk sharing knowledge, publikasi tulisan juga dapat berdampak positif pada pengenalan publik terhadap penulis. Terlebih, pada era digital, tulisan yang berada pada ‘halaman pertama’ mesin pencarian akan turut meningkatkan branding.

Baca Juga: Sistem Pemungutan Pajak di Bawah Raja Airlangga

“Jadi, saat bertemu dengan orang baru, tidak lagi ada pertanyaan siapa Anda? Orang justru bisa bilang, saya kenal Anda karena saya sering baca tulisan Anda,” kata Darussalam.

Selain itu, Darussalam juga mengingatkan untuk tidak lupa berbagi. DDTC, sambungnya, mempunyai program Human Resource Program Development (HRDP). Program ini diberikan oleh DDTC kepada para profesionalnya untuk mengikuti berbagai pelatihan, kursus, sertifikasi, hingga studi lanjut S2 di berbagai instansi maupun universitas ternama di dalam maupun luar negeri.

Konsekuensi logis dari konsistensi berbagai kegiatan tersebut, DDTC sudah berhasil mendapat beragam penghargaan. Beberapa di antaranya adalah Pro Bono Firm of the Year dari International Tax Review (ITR) dalam ajang Asia-Pacific Tax Awards 2022. Pada 2021, DDTC juga memenangkan penghargaan Indonesia Transfer Pricing Firm of the Year.

Baca Juga: Soal Pajak Kekayaan Global 2 Persen, Sri Mulyani: G-20 Belum Sepakat

Darussalam berharap lulusan FEB UNS memiliki kualitas yang baik dan dapat terus berkontribusi untuk Indonesia. Terlebih, alumni FEB UNS yang tergabung dalam KAFEB juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas lulusan dan institusi FEB UNS.

Berdasarkan pada The QS World University Rankings pada 2024, FEB UNS menduduki peringkat ke-4 terbaik untuk jurusan ekonomi di Indonesia. Kemudian, dalam pemeringkatan Webometrics pada Januari 2024, UNS menempati posisi ke-7 di Indonesia. (kaw)

Baca Juga: Pembeli Tak Beri NIK, PKP Tak Bisa Asal Bikin Faktur Pajak Digunggung

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : UNS, kampus, KAFEB UNS, FEB UNS, DDTC, KAFEB TALK, kampus, pajak, konsultan pajak, taxologist

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 26 Juli 2024 | 14:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Daftar NPWP Orang Pribadi Tak Bisa Dikuasakan kepada Pihak Lain

Jum'at, 26 Juli 2024 | 14:07 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Lebih Baik Jangan Pakai Beberapa e-Faktur Sekaligus di Satu Laptop

Jum'at, 26 Juli 2024 | 13:00 WIB
PAJAK INTERNASIONAL

AS Tolak Pajak Kekayaan Global 20%, Dianggap Sulit Dikoordinasikan

Jum'at, 26 Juli 2024 | 12:30 WIB
KPP MADYA BATAM

Ada Objek Pajak yang Belum Dilaporkan, WP Diundang Fiskus ke KPP

berita pilihan

Sabtu, 27 Juli 2024 | 13:00 WIB
MALAYSIA

Kurangi Penarikan Utang, Malaysia Maksimalkan Penerimaan Pajak

Sabtu, 27 Juli 2024 | 12:05 WIB
KEPATUHAN PAJAK

Siapa Saja WP Grup Pembayar Pajak Terbesar RI? DJP Ungkap 20 Daftarnya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 12:00 WIB
KABUPATEN PANGANDARAN

Awasi Kepatuhan Pajak, Pemkab Pasang Ratusan Alat Perekam Transaksi

Sabtu, 27 Juli 2024 | 11:30 WIB
KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Pemerintah Bakal Perluas Cakupan BPDPKS, Begini Alasannya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sistem Pemungutan Pajak di Bawah Raja Airlangga

Sabtu, 27 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

GIIAS 2024 Turut Manfaatkan Fasilitas Kepabeanan, Apa Saja?

Sabtu, 27 Juli 2024 | 10:00 WIB
PAJAK INTERNASIONAL

Soal Pajak Kekayaan Global 2 Persen, Sri Mulyani: G-20 Belum Sepakat

Sabtu, 27 Juli 2024 | 09:30 WIB
BERITA PAJAK SEPEKAN

Pembeli Tak Beri NIK, PKP Tak Bisa Asal Bikin Faktur Pajak Digunggung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 08:30 WIB
KABUPATEN ACEH TENGGARA

ASN Hingga Kades Diminta Jadi Panutan Pajak, Tunggakan Segera Dibayar

Jum'at, 26 Juli 2024 | 21:11 WIB
HARI PAJAK 2024

Lagi, DDTCNews Terima Penghargaan dari Ditjen Pajak