Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Aturan Baru Terbit, Validasi PPh PHTB Bisa Melalui Notaris/PPAT?

A+
A-
5
A+
A-
5
Aturan Baru Terbit, Validasi PPh PHTB Bisa Melalui Notaris/PPAT?

Pertanyaan:
PERKENALKAN, saya Sarah. Saya adalah karyawan swasta di salah satu bank di Jakarta. Saya baru saja menjual tanah yang saya miliki di daerah Jakarta Selatan. Sebagaimana diatur dalam ketentuan pajak, penghasilan yang saya terima dari penjualan tanah tersebut akan terutang pajak penghasilan (PPh) final.

Selain itu, saya mendengar adanya aturan baru yang mengatur mengenai permohonan penelitian formal bukti pemenuhan kewajiban penyetoran PPh atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (PHTB) yang dapat dilakukan oleh notaris dan/atau pejabat pembuat akta tanah (PPAT).

Apakah artinya saya dapat melakukan permohonan penelitian hanya melalui notaris dan/atau PPAT saja? Mohon penjelasannya. Terima kasih.

Sarah, Jakarta.

Jawaban:
TERIMA kasih Ibu Sarah atas pertanyaannya. Pada dasarnya, penghasilan atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan merupakan penghasilan yang dikenai pajak final sesuai Pasal 4 ayat (2) huruf d UU PPh s.t.d.t.d UU HPP.

Secara lebih detail, ketentuan PPh atas penghasilan dari penjualan tanah dan/atau bangunan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya (PP 34/2016).

Pasal 1 ayat (1) PP 34/2016 berbunyi:

“(1) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari:

  1. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan; atau
  2. perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya,

terutang Pajak Penghasilan yang bersifat final.”

Adapun sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) PP 34/2016, salah satu bentuk pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dapat melalui penjualan. Atas pengalihan hak tanah dan/atau bangunan yang Ibu lakukan terutang PPh final sebesar 2,5% dari jumlah bruto nilai pengalihan.

Selanjutnya, PPh terutang dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan harus disetor oleh Ibu sebagai orang pribadi yang memperoleh penghasilan. Ketentuan ini sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) PP 34/2016.

“(1) Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a, wajib menyetor sendiri Pajak Penghasilan yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dan huruf b ke bank/pos persepsi sebelum akta, keputusan, kesepakatan, atau risalah lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.”

Setelah penyetoran PPh terutang dilakukan, perlu dilakukan penyampaian permohonan penelitian bukti pemenuhan kewajiban penyetoran PPh ke kantor pelayanan pajak (KPP).

Saat ini, aturan terbaru yang mengatur mengenai tata cara permohonan penelitian dapat dilihat dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-08/PJ/2022 tentang Tata Cara Penelitian Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta Perubahannya (PER-08/2022).

Permohonan penelitian yang sering dikenal dengan validasi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh PHTB ini terdiri atas penelitian formal dan penelitian material. Untuk kepentingan penelitian formal, wajib pajak harus menyampaikan permohonan mengisi formulir melalui sistem elektronik.

Perlu diketahui, sebelum PER-08/2022 terbit, permohonan penelitian formal hanya dapat dilakukan oleh wajib pajak secara mandiri melalui aplikasi e-PHTB atau disampaikan secara langsung ke KPP. Dengan terbitnya PER-08/2022, kini permohonan penelitian formal dapat disampaikan wajib pajak melalui notaris dan/atau PPAT melalui aplikasi e-PHTB khusus untuk notaris dan/atau PPAT.

Pasal 4 ayat (2) PER-08/2022 mengatur:

“(2) Permohonan penelitian formal bukti pemenuhan kewajiban penyetoran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan atau perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan beserta perubahannya dengan mengisi formulir melalui Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan:

  1. Wajib Pajak dengan cara mengakses secara mandiri; atau
  2. orang pribadi atau badan melalui Notaris dan/atau PPAT yang terdaftar pada sistem informasi kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia dan/atau kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang atau lembaga pemerintah non kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan.”

Untuk dapat mengajukan menyampaikan permohonan formal, notaris dan/atau PPAT harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1), (2), dan (3) PER-08/2022. Selain itu, notaris dan/atau PPAT juga bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan data orang pribadi atau badan dan data akun dan kata sandi sistem elektronik milik notaris dan/atau PPAT.

Demikian jawaban kami. Semoga membantu.

Sebagai informasi, artikel Konsultasi Pajak hadir setiap pekan untuk menjawab pertanyaan terpilih dari pembaca setia DDTCNews. Bagi Anda yang ingin mengajukan pertanyaan, silakan mengirimkannya ke alamat surat elektronik [email protected].

(Disclaimer)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : konsultasi, konsultasi pajak, pajak, notaris, PPAT, PER-08/2022, e-PHTB

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya