Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ditjen Pajak Ukur Kinerja Persentase Data yang Valid, Begini Skemanya

A+
A-
2
A+
A-
2
Ditjen Pajak Ukur Kinerja Persentase Data yang Valid, Begini Skemanya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Persentase data yang valid menjadi salah satu indikator kinerja utama (IKU) Ditjen Pajak (DJP).

IKU tersebut dilihat dari persentase jumlah data pemicu dan data penguji yang telah diturunkan Direktorat Data dan Informasi Perpajakan pada aplikasi Approweb dan memiliki daya guna pendukung upaya pencapaian target penerimaan pajak.

“Persentase data yang valid tersebut diukur berdasarkan perbandingan jumlah data pemicu dan data penguji yang valid dibandingkan dengan jumlah data yang ditindaklanjuti,” bunyi penjelasan dalam Laporan Kinerja (Lakin) DJP 2023, dikutip pada Jumat (8/3/2024).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Data Pemicu

Adapun beberapa tindak lanjut atas data pemicu yang diturunkan. Pertama, ditindaklanjuti oleh account representative (AR). Dalam aplikasi Approweb, user (AR) dapat menguji setiap data pemicu yang turun serta membuat kesimpulan.

Dalam kesimpulan tersebut, ada 4 kriteria tindak lanjut. Keempatnya adalah data digunakan, data tidak sesuai, data sudah digunakan (dalam SP2DK atau proses pemeriksaan), serta data beririsan dengan data pemicu lainnya.

Kedua, ditindaklanjuti oleh wajib pajak (TLWP). Atas data pemicu yang telah diturunkan dalam aplikasi Approweb ditindaklanjuti oleh wajib pajak dengan melaporkan datanya atau melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) secara mandiri tanpa pengujian oleh AR.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Ketiga, belum ditindaklanjuti. Dalam hal ini, atas data pemicu yang diturunkan pada aplikasi Approweb belum ditindaklanjuti, baik oleh AR maupun wajib pajak.

DJP mengungkapkan data pemicu yang valid adalah jumlah data pemicu yang ditindaklanjuti oleh AR—dengan kriteria data digunakan, data beririsan, atau data sudah digunakan— serta data pemicu yang ditindaklanjuti oleh wajib pajak.

Data pemicu yang ditindaklanjuti adalah jumlah data pemicu pada aplikasi Approweb yang ditindaklanjuti oleh user (AR)—dengan pilihan kriteria data digunakan, tidak sesuai, sudah digunakan, dan beririsan—serta data pemicu TLWP.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Data Penguji

DJP menjelaskan dalam aplikasi Approweb, data penguji terbagi menjadi 2 kategori, yakni data penguji prioritas dan nonprioritas. Ada beberapa kriteria tindaklanjut atas data penguji prioritas yang diturunkan.

Pertama, ditindaklanjuti oleh AR. Dalam aplikasi Approweb, user (AR) dapat menguji setiap data pemicu yang turun serta membuat kesimpulan dengan 2 kriteria tindak lanjut, yakni data digunakan dan data tidak sesuai. Kedua, belum ditindaklanjuti oleh AR.

Data penguji yang valid adalah jumlah data penguji prioritas yang ditindaklanjuti oleh AR dengan kriteria data digunakan. Data penguji yang ditindaklanjuti adalah jumlah data penguji prioritas pada aplikasi Approweb yang ditindaklanjuti AR dengan pilihan kriteria data digunakan dan data tidak sesuai. (kaw)

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : data, informasi, pajak, data pemicu, data penguji, Ditjen Pajak, DJP, Lakin DJP 2023

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya