Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ketentuan Pemberian Insentif Pajak oleh Kepala Daerah Bakal Diperinci

A+
A-
2
A+
A-
2
Ketentuan Pemberian Insentif Pajak oleh Kepala Daerah Bakal Diperinci

Sejumlah alat berat melakukan pengurukan laut (reklamasi) di kawasan Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (8/10/2022). Pemerintah daerah setempat terus melakukan pengembangan infrastruktur, salah satunya dengan mereklamasi laut untuk menambah luas daratan guna mendukung kegiatan investasi. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (RPP KUPDRD) turut memerinci ketentuan pemberian insentif pajak daerah bagi pelaku usaha.

Sesuai dengan UU 1/2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD), insentif dapat diberikan berdasarkan permohonan atau secara jabatan oleh kepala daerah guna meningkatkan kemudahan investasi.

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

"Pemberian insentif fiskal ... merupakan kewenangan kepala daerah sesuai dengan kebijakan daerah dalam pengelolaan keuangan daerah," bunyi Pasal 100 ayat (4) RPP KUPDRD, dikutip Rabu (9/11/2022).

Insentif dapat diberikan dengan mempertimbangkan kemampuan bayar wajib pajak; kondisi tertentu objek pajak seperti terkena bencana alam, kebakaran, dan sebab-sebab lain yang terjadi di luar kontrol wajib pajak; sebagai dukungan terhadap usaha mikro dan ultra mikro; untuk mendukung program prioritas daerah; atau untuk mendukung program prioritas nasional (prolegnas).

Bila insentif diberikan kepada wajib pajak dengan pertimbangan kemampuan membayar atau kondisi objek pajak, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pemda. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain kepatuhan pembayaran dan pelaporan wajib pajak selama 2 tahun terakhir, kesinambungan usaha wajib pajak, kontribusi usaha dan investasi wajib pajak pada perekonomian daerah dan lapangan kerja, serta faktor-faktor lain yang ditentukan oleh pemda.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Bila insentif diberikan dengan pertimbangan untuk mendukung usaha mikro dan ultra mikro, insentif harus diberikan sesuai dengan kriteria usaha mikro dan ultra mikro dalam peraturan perundang-undangan.

Merujuk pada PP 7/2021, usaha mikro adalah usaha dengan modal usaha selain tanah dan bangunan tempat usaha maksimal Rp1 miliar atau memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp2 miliar.

Bila insentif diberikan untuk mendukung program prioritas daerah, insentif harus diberikan menyesuaikan dengan prioritas daerah yang tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Adapun insentif untuk mendukung prolegnas diberikan dengan tujuan untuk mempercepat penyelesaian proyek strategis nasional.

Insentif-insentif pajak di atas dapat diberikan oleh kepala daerah berdasarkan peraturan kepala daerah, bukan perda. Meski demikian, peraturan kepala daerah tentang insentif pajak daerah tersebut harus diberitahukan kepada DPRD. Pemberitahuan kepada DPRD harus disertai dengan pertimbangan kepala daerah dalam memberikan insentif. (sap)

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : UU HKPD, pajak daerah, PDRD, RPP KUPDRD, DJPK, Kemenkeu, konsultasi publik,

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 12:15 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

E-Bupot 21/26, DJP: Kalau Sudah Pemadanan, Sebaiknya Pakai NPWP Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya