Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pajak Daging Diwacanakan

A+
A-
3
A+
A-
3
Pajak Daging Diwacanakan

Ilustrasi. 

WELLINGTON, DDTCNews – Studi Universitas Oxford mengungkap pengenaan pajak pada daging konsumsi akan menjadi langkah terbaik untuk menjaga keberlangsungan hidup hingga 2050.

Pimpinan Studi Universitas Oxford Marco Springmann mengatakan pajak daging bisa diberlakukan karena produksi makanan akan meningkat hampir dua kali lipat pada 2050, bahkan semakin banyak negara yang terbebas dari jeratan kemiskinan.

“Pemerintah perlu menerapkan berbagai upaya untuk mengubah pola diet masyarakat dengan memajaki daging,” tutur Marco, seperti dikutip pada Kamis (11/10/2018).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Dalam studi tersebut, warga dunia rata-rata perlu mengurangi konsumsi daging sapi sebanyak 75%, daging babi sebanyak 90%, dan telur sebanyak 50%. Kekurangan asupan ini akan digantikan dengan menambah setidaknya 300% konsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian.

Usulan pajak daging juga berlandaskan karena diperlukan sumber daya yang jauh lebih banyak untuk memproduksi daging daripada menanam makanan. Apalagi, produksi daging umumnya menyebabkan lebih banyak polusi.

Melansir News Hub, daging hanya menyediakan seperlima dari kalori dunia, tetapi mengambil 83% lahan pertanian dan menyumbang setengah dari emisi gas rumah kaca sektor pertanian.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Senada dengan Marco, seorang mahasiswa University of Otago Garrett Lentz menyebutkan beberapa konsumen memahami dan bahkan peduli atas dampak daging terhadap lingkungan. Namun, orang-orang itu tidak sepenuhnya memahami tingginya dampak konsumsi daging.

“Orang-orang mungkin cenderung tidak mengkonsumsi maupun tidak membeli daging jika harganya sudah cukup tinggi. Mereka akan mendapat manfaat kesehatan usai mengurangi konsumsi daging,” katanya. (kaw)

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : daging, pajak, konsumsi, Selandia Baru

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya