Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Soal Pelayanan Publik Berkeadilan, Ini Kata 3 Capres di Debat Pertama

A+
A-
2
A+
A-
2
Soal Pelayanan Publik Berkeadilan, Ini Kata 3 Capres di Debat Pertama

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (tengah), Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) beradu gagasan dalam debat perdana capres dan cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wpa/YU

JAKARTA, DDTCNews – Program strategis terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan publik menjadi salah satu aspek yang dibahas dalam debat pertama calon presiden (capres) pada Selasa (12/12/2023).

Pembahasan muncul pada segmen kedua saat masing-masing capres mendapat pertanyaan dari para panelis dengan tema Pemerintahan dan Peningkatan Layanan Publik. Pertanyaan dari panelis disampaikan langsung oleh moderator Valerina Daniel.

Valerina mengatakan indeks pelayanan publik di Indonesia stagnan. Sementara itu Undang-Undang Pelayanan Publik menghendaki persamaan pelakuan dan memperhatikan kepentingan khusus kelompok rentan, perempuan, anak, dan disabilitas.

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

“Pertanyaannya, apa program strategis Anda untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang berkeadilan?” ujar Valeria saat membacakan pertanyaan dari panelis. Adapun pertanyaan ditujukan kepada Ganjar Pranowo.

Atas pertanyaan tersebut, Ganjar mengaku mempunyai pengalaman 10 tahun menangani persoalan itu. Dia mengajak kelompok perempuan, penyandang disabilitas, serta kelompok rentan lain berpartisipasi dan hadir dalam musyarawah perencanaan pembangunan (musrenbang).

“Kenapa? Agar pengambil keputusan, mereka aware, mereka peduli apa yang mereka [kelompok rentan] rasakan. Kesetaraan dalam perencanaan pembangunan itulah yang kita harapkan bisa merepresentasikan apa yang mereka harapkan … sehingga tidak ada lagi protes soal itu,” ujar Ganjar.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Selain itu, Ganjar juga menyebut perlunya kontrol publik atas aparatur pelaksana. Dia bercerita mengenai pengalaman membuat LaporGub! sebagai ruang komplain bagi publik. Pemerintah harus menerima seluruh masukan dan kritik.

“Inilah yang akan kita angkat menjadi government superapps. Ketika itu tidak berjalan, pemerintah tertinggilah yang kemudian harus mengambil alih sehingga pelayanan akan bisa jauh lebih baik. Kelompok-kelompok ini harus mendapatkan afirmasi,” jelas Ganjar.

Anies Rasyid Baswedan mendapat kesempatan menyampaikan tanggapan. Anies mengatakan perlunya untuk memprioritaskan pelayanan pada masyarakat kelompok rentan, yakni penyandang disabilitas, perempuan terutama ibu hamil, anak-anak, serta lansia.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

“Kemudian, pelayanannya. Buatkan pelayanan yang transparan dan terukur. Pelayanan pemerintah itu tidak ada yang baru. Semua yang dilayani pemerintah itu hal yang berulang. Jadi, kalau disebut masalah, itu pasti pernah terjadi sebelumnya. Pasti berulang,” ujar Anies.

Dalam kesempatan tersebut, Anies bercerita mengenai pengalamannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saat ini, ada sebuah superapps bernama Jaki. Dengan aplikasi tersebut, setiap pelayanan publik ada ukurannya.

“Contoh, bila lapor pohon tumbang maka kami memberikan arahan kepada jajaran berapa jam harus beres. Ada laporan tentang peristiwa X maka berapa waktunya harus beres. Semua ukuran pelayanan dibuat transparan. Lalu, publik yang melapor tahu persis saya lapor kapan, harus selesai kapan. Dengan begitu, standardisasi akan bisa terjadi,” jelas Anies.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Prabowo Subianto turut memberikan respons. Menurut pandangan Prabowo, kelompok rentan juga termasuk para petani dan nelayan. Dia mengungkap temuan hasil dia berkeliling, khususnya di Jawa Tengah, ada petani-petani yang sulit mendapatkan pupuk.

“Mereka [petani] mengeluh dengan Kartu Tani yang Bapak luncurkan ini mempersulit mereka dapat pupuk. Jadi, sebetulnya mereka ingin pupuk itu pengadaannya disederhanakan. Saya kira mungkin Bapak bisa menjawab masalah itu,” ujar Prabowo.

Terhadap respons atas kedua capres lainnya, Ganjar mengatakan langkah yang diambil Anies sudah sama dengannya. Terkait dengan pertanyaan Prabowo, Ganjar mengatakan langkanya pupuk juga terjadi di Papua, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

“Data petani kita tidak pernah beres. Kalau kemudian satu data petani itu bisa kita kelola maka distribusi pupuknya harus bisa sampai dan tepat sasaran. Pada saat yang sama kuota pupuk tidak boleh dibatasi … Inilah mesti kita kerjakan nanti,” kata Ganjar.

Terkait dengan pelayanan publik, ada temuan menarik dalam survei pajak dan politik yang diikuti sebanyak 2.080 responden. Download laporan hasil survei bertajuk Saatnya Parpol & Capres Bicara Pajak melalui https://bit.ly/HasilSurveiPakpolDDTCNews2023.

Mayoritas responden, yakni 92,9%, cenderung berpendapat peningkatan layanan publik memengaruhi dan sangat memengaruhi kerelaan mereka untuk membayar pajak. Kecenderungan ini terjadi pada seluruh generasi, baik gen Z, milenial, gen X, maupun baby boomers. (kaw)

Baca Juga: Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : debat, pilpres, pajak dan politik, pakpol, pakpol DDTCNews, pemilu 2024, pajak, perpajakan, survei pajak dan politik

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya