Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Anies Ungkap Pentingnya Kerek Penerimaan Pajak, Pengendali Defisit

A+
A-
0
A+
A-
0
Anies Ungkap Pentingnya Kerek Penerimaan Pajak, Pengendali Defisit

Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyampaikan paparannya saat menjadi pembicara dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Calon presiden Anies Baswedan menilai optimalisasi penerimaan pajak menjadi salah satu strategi mengendalikan defisit APBN.

Anies mengatakan defisit APBN rendah menunjukkan Indonesia memiliki kesehatan fiskal yang baik. Oleh karena itu, dia berjanji mengoptimalkan penerimaan melalui perluasan basis dan perbaikan kepatuhan pajak.

"Dari sisi penerimaan, tentu peningkatan penerimaan. Tax cadastre itu dilakukan, perluasan tax base dikerjakan," katanya, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Anies berjanji mengoptimalkan penerimaan perpajakan sehingga tax ratio mampu mencapai 16% pada 2029. Dalam hal ini, dia ingin mengoptimalkan penerimaan perpajakan melalui pembentukan badan penerimaan negara apabila terpilih dalam pilpres 2024.

Menurutnya, badan ini dibutuhkan untuk mengintegrasikan program pengumpulan penerimaan negara yang masih terpisah. Pada saat ini, penerimaan perpajakan masih dikelola oleh 2 direktorat jenderal, yakni Ditjen Pajak serta Ditjen Bea dan Cukai.

Meski demikian, dia menegaskan pembentukan badan penerimaan negara harus dilakukan secara hati-hati dengan transisi yang mulus.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

"Yang namanya pembuatan new institution tidak bisa seperti proklamasi dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Harus ada transisi yang smooth," ujarnya.

Selain dari sisi penerimaan, dia juga menyoroti pentingnya efisiensi proyek. Menurutnya, semua duplikasi proyek harus dihilangkan agar penyerapan belanja negara berjalan optimal. (sap)

Baca Juga: Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pemilu 2024, pemilu, pilpres, capres, cawapres, Anies Baswedan, penerimaan pajak, tax ratio

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 26 Juni 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Perluas Basis Pajak pada 2025, Komisi XI Ingatkan Pemerintah Soal Ini

Senin, 24 Juni 2024 | 18:30 WIB
LAPORAN WORLD BANK

Soal Rencana Kenaikan Tarif PPN di Indonesia, Ini Kata World Bank

Senin, 24 Juni 2024 | 14:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Prabowo Ingin Tingkatkan Tax Ratio, Sri Mulyani Siapkan Rekomendasi

Senin, 24 Juni 2024 | 10:19 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Kontraksi 8,4 Persen Hingga Mei 2024

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya