Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

DJBC Beberkan Sederet Manfaat Pembaruan Buku Tarif Kepabeanan

A+
A-
4
A+
A-
4
DJBC Beberkan Sederet Manfaat Pembaruan Buku Tarif Kepabeanan

Ilustrasi. Kantor Pusat Ditjen Bea Cukai. (foto: beacukai.go.id)

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menyebut ada berbagai manfaat yang dapat diambil masyarakat seiring dengan adanya Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BKTI) yang berlaku mulai 1 April 2022.

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto mengatakan BTKI 2022 dirancang untuk mengakomodasi kelancaran arus barang sehingga diharapkan mempermudah proses impor dan ekspor serta proses pertukaran data.

"Terkait kebijakan fiskalnya, diharapkan pengenaan tarif yang telah disusun dapat tepat sasaran. Begitu juga dengan kebijakan nonfiskal seperti lartas, untuk melindungi industri dalam negeri dan kepentingan nasional," katanya, dikutip pada Minggu (3/4/2022).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Nirwala menuturkan BTKI merupakan dokumen yang berisi struktur klasifikasi barang lengkap dengan tarif bea masuk dan pajak impor yang digunakan secara luas baik oleh pemerintah, swasta dan organisasi internasional. Adapun pembaruan BTKI diatur dalam PMK 26/2022.

Menurutnya, BTKI memuat sistem klasifikasi barang yang berlaku di Indonesia, meliputi Ketentuan untuk Menginterpretasi Harmonized System (KUMHS), Catatan, dan Struktur Klasifikasi Barang yang disusun berdasarkan Harmonized System (HS) serta Asean Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN).

BTKI 2022 memuat beberapa perubahan yang cukup mendasar dibandingkan dengan BTKI 2017. Pada bab 1 hingga 97, BTKI 2022 mencakup 11.414 pos tarif dari sebelumnya hanya 10.813 pos tarif. Pada bab 98 dan 99, bertambah menjadi 138 pos tarif dari yang sebelumnya 28 pos tarif.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Nirwala menjelaskan penambahan subpos dalam AHTN 2022 akan menampung kepentingan strategis industri dan perdagangan Indonesia yang sebelumnya tidak ada di dalam AHTN 2017.

Misal, untuk produk batik dan beberapa produk tekstil; alat bantu pernapasan/ventilator, hospital bed, dan beberapa alat kesehatan; produk terkait pengembangan industri kendaraan listrik, yaitu motor listrik dan baterainya; serta kendaraan bermotor, sepeda listrik, dan produk sejenis.

BTKI 2022 juga memasukkan skema insentif khusus untuk pengembangan industri galangan kapal. Hal itu sejalan dengan komitmen pemerintah dalam paket kebijakan ekonomi untuk pengembangan usaha dan daya saing penyedia jasa logistik nasional.

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

"Insentif yang diberikan yaitu pengenaan bea masuk 0% untuk 111 pos tarif komponen industri galangan kapal yang sebelumnya dikenakan tarif antara 5% sampai dengan 15%," ujar Nirwala.

Berdasarkan data Badan Kebijakan Fiskal (BKF), industri pelayaran Indonesia selama ini lebih banyak mengimpor kapal bekas karena bea masuknya lebih rendah ketimbang komponen galangan kapal.

Apabila pemerintah bisa memberikan tarif bea masuk 0% untuk komponennya maka industri pelayaran Indonesia akan dapat memproduksi lebih banyak kapal sehingga dapat bersaing dengan negara lain.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Riset dari Universitas Indonesia juga menunjukkan penyesuaian bea masuk diprediksi memberikan potensi penerimaan negara dari PPh badan sebesar 74,9%, volume produksi meningkat sebesar 20%, serta peningkatan konten lokal sebesar 10%.

"Secara garis besar, implementasi BTKI merupakan wujud dari tugas dan fungsi DJBC. Dalam aspek revenue collection, BTKI digunakan untuk keperluan pemungutan bea masuk, bea keluar, maupun pajak dalam rangka impor," tutur Nirwala.

Pada aspek trade facilitation, BTKI berfungsi sebagai dasar negosiasi dalam skema Free Trade Agreement (FTA), Rules of Origin dan pengumpulan data statistik.

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Pada akhirnya, BTKI juga berfungsi memudahkan monitoring komoditas larangan dan pembatasan, termasuk produk yang dianggap berbahaya baik bagi perdagangan maupun masyarakat yang merupakan perwujudan aspek community protection.

Pada aspek industrial assistance, BTKI berperan untuk memudahkan dalam pemberian asistensi industri, misalnya penentuan komoditas yang dibebaskan bea masuknya dan bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP). (rig)

Baca Juga: Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : tarif bea, Buku Tarif Kepabeanan Indonesia, kepabeanan, DJBC, PMK 26/2022, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 06 Juli 2024 | 13:30 WIB
KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Kadin Minta Pemerintah Kaji Seluruh HS Code Sebelum Naikkan Bea Masuk

Sabtu, 06 Juli 2024 | 10:00 WIB
FILIPINA

Pengesahan RUU PPN PMSE Jadi Prioritas Parlemen Filipina

Sabtu, 06 Juli 2024 | 09:30 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

DJBC Mulai Beri Asistensi Fasilitas Kepabeanan kepada Investor di IKN

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya