Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ini 3 Kriteria Fundamental Peraturan CFC di Berbagai Negara

A+
A-
2
A+
A-
2
Ini 3 Kriteria Fundamental Peraturan CFC di Berbagai Negara

Yusuf Wangko Ngantung berfoto bersama Director LLM Program International Tax Law & Head of the Institute for Austrian and International Tax Law Prof. Michael Lang.

INSTITUTE for Austrian and International Tax Law dan Vienna University of Economics and Business kembali mengadakan konferensi pajak tahunan, Rust Conference. Tahun ini, konferensi diadakan pada 4—6 Juli 2019 dengan tema “Controlled Foreign Company Legislation”.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, DDTC kembali diundang untuk menghadiri konferensi bergengsi tersebut. Kali ini, dua profesional DDTC, yaitu Yusuf Wangko Ngantung dan R. Herjuno Wahyu Aji, terpilih sebagai National Reporter bagi Indonesia. DDTC mengirim Yusuf Wangko Ngantung untuk hadir sekaligus menjadi pembicara dalam konferensi internasional tersebut.

Diskusi dalam konferensi tersebut berangkat dari kriteria-kriteria yang dipergunakan dalam mendesain ketentuan Controlled Foreign Company (CFC). Terdapat tiga kriteria fundamental peraturan CFC, yaitu definisi CFC (cara penentuan terdapatnya pengendalian), tingkat pemajakan CFC, dan penentuan penghasilan CFC.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Definisi CFC dapat ditentukan dari pengendalian secara hukum melalui ambang batas kepemilikan saham (share ownership) maupun hak suara (voting rights). Meskipun demikian, beberapa negara menerapkan kriteria yang lebih luas seperti pengendalian secara de facto di Italia.

Mayoritas negara juga melaporkan bahwa penentuan pengendalian tersebut disertai dengan ketentuan anti-fragmentation. Ketentuan ini mencakup kepemilikan saham yang dimiliki secara bersama-sama oleh sekelompok wajib pajak dalam rangka menghindari ambang batas kepemilikan saham.

Salah satu negara yang menerapkan ketentuan anti-fragmentation adalah China. Negeri Tirai Bambu ini menerapkan anti-fragmentation hanya pada wajib pajak yang memiliki kepemilikan lebih dari 10%. Kondisi berbeda terjadi di Kanada yang menerapkan anti-fragmentation pada anak perusahaan yang dimiliki oleh maksimal 5 wajib pajak.

Baca Juga: Cara Cari Kurs Pajak Saat Ini dan Trennya Lewat DDTCNews

Selanjutnya, terkait dengan tingkat pemajakan CFC, ada bahasan mengenai desain ketentuan CFC. Desain ketentuan CFC menyangkut kriteria sistem pajak dari negara lokasi perusahaan terkendali yang diterapkan hampir di seluruh negara peserta konferensi. Alasannya, peraturan CFC secara spesifik mengincar skema penghindaran pajak tax deferral yang umumnya didorong oleh tarif negara CFC yang lebih rendah dari negara induk.

Kebijakan ini dapat diatur melalui skema black list, tarif pajak nominal, hingga kriteria tarif pajak efektif. Menariknya, mayoritas peserta setuju bahwa penggunaan kriteria tarif pajak efektif akan sulit diterapkan dalam praktik. Hal ini justru akan menambah beban baik bagi otoritas pajak maupun wajib pajak.

Terkait dengan kriteria cara penentuan penghasilan CFC, ada pemaparan komparasi model. Terdapat dua model penentuan penghasilan CFC, yaitu transactional approach dan entity approach. Pada transactional approach hanya penghasilan pasif – seperti royalti, bunga, dan sebagainya – yang dicakup dalam CFC. Model ini bisa ditemui pada kasus Jerman.

Baca Juga: NIK, NPWP 16 Digit, NITKU Mulai 1 Juli 2024, Download Aturan di Sini

Sementara itu, pada entity approach, peraturan CFC akan menilai aktivitas anak perusahaan secara keseluruhan. Apabila sebagian besar aktivitas anak perusahaan terkendali ditujukan untuk memperoleh penghasilan pasif, seluruh penghasilan anak perusahaan tersebut akan dicakup dalam peraturan CFC (deemed dividend). Model ini bisa ditemukan di Jepang, Korea Selatan, dan Italia.

Secara keseluruhan Rust Conference berlangsung secara interaktif. Diskusi antarpeserta dari lebih dari 40 negara juga memberikan banyak pandangan menarik.

Pelajaran penting yang bisa disimpulkan dalam diskusi tersebut adalah pada umumnya ketentuan CFC di berbagai negara didesain tanpa terlalu mempertimbangkan komponen administrative feasibility atau tata cara penegakan hukumnya.

Baca Juga: Semangat Menyambut HUT ke-17, DDTC Gelar Acara Internal dan Eksternal

Mayoritas ketentuan CFC yang terlalu targeted justru menciptakan kompleksitas dalam penerapannya. Oleh karena itu, filosofi desain ketentuan CFC adalah untuk menjaga keseimbangan antara kemudahan penerapan dan efektivitasnya dalam mencegah skema tax deferral.*

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : Rust Conference, CFC, HRDP, DDTC, Austria

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 05 Juni 2024 | 10:45 WIB
LITERATUR PAJAK

Influencer Harus Tahu! Ketentuan Pajak atas Imbalan Endorsement

Selasa, 04 Juni 2024 | 12:17 WIB
UNIVERSITAS INDONESIA

Komwasjak dan FIA UI Gelar Diskusi Ilmiah, Bahas soal Institusi Pajak

Selasa, 04 Juni 2024 | 10:30 WIB
LITERATUR PAJAK

Pajak Content Creator, Ketahui secara Komprehensif di Perpajakan DDTC

Senin, 03 Juni 2024 | 17:22 WIB
PERSPEKTIF

Badan Penerimaan Negara dan Hak-Hak Wajib Pajak

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya