Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Kenaikan Tarif Cukai Pengaruhi Penurunan Produksi Rokok

A+
A-
4
A+
A-
4
Kenaikan Tarif Cukai Pengaruhi Penurunan Produksi Rokok

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) telah berdampak pada penurunan produksi rokok. Topik tersebut menjadi salah satu bahasan media nasional pada hari ini, Rabu (20/1/2023).

Kementerian Keuangan mencatat hingga November 2023 produksi rokok mengalami penurunan sebesar 1,3%. Tren penurunan produksi rokok telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Performa ini dipengaruhi kenaikan tarif CHT rata-rata 10% pada tahun ini.

"Benar bahwa terjadi tren penurunan produksi rokok. Namun, penurunannya sampai dengan akhir November melandai,” ujar Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) Nirwala Dwi Heryanto.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Nirwala mengatakan penurunan produksi rokok sempat mencapai 2,4% per September 2023. Penurunan produksi tersebut kemudian mengecil menjadi 1,8% per Oktober 2023 serta 1,3% per November 2023.

Selain mengenai pengaruh kenaikan cukai hasil tembakau terhadap penurunan produksi rokok, ada pula ulasan terkait dengan penandatanganan multilateral convention (MLC) Pilar 1: Unified Approach. Kemudian, ada bahasan menyangkut kinerja penerimaan pajak.

Berikut ulasan berita perpajakan selengkapnya.

Penurunan Produksi Rokok Golongan 1

Berdasarkan strata produsen rokok, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Ditjen DJBC Nirwala Dwi Heryanto menyebut penurunan produksi terjadi pada golongan 1, yakni sekitar 13%. Sementara itu, produksi golongan 2 dan 3 masing-masing masih tumbuh 10% dan 28%.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Berdasarkan pada jenis rokoknya, penurunan terbesar terjadi pada sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 14%. Kemudian, sigaret putih mesin (SPM) turun hampir 5%. Sementara itu, sigaret kretek tangan justru tumbuh 27%.

"Jadi kinerja tarif cukai sangat berdampak pada pabrikan golongan 1, serta pada jenis rokok SKM dan SPM," ujarnya. (DDTCNews)

Penandatanganan MLC Pilar 1: Unified Approach

Negara-negara anggota Inclusive Framework sepakat untuk memundurkan waktu penandatanganan MLC Pilar 1. Dalam rencana sebelumnya, MLC Pilar 1 akan ditandatangani pada akhir tahun ini. Namun, penandatanganan MLC Pilar 1 diputuskan untuk mundur ke Juni 2024.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

"Negara-negara anggota Inclusive Framework telah menyatakan komitmen mereka untuk mencapai solusi berbasis konsensus dan menyelesaikan naskah MLC pada akhir Maret 2024. Penandatanganan dilaksanakan pada akhir Juni 2024," tulis Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

OECD mencatat saat ini masih terdapat perbedaan pandangan dari beberapa negara anggota Inclusive Framework yang masih perlu dibahas pada tahun depan. Perbedaan itu terutama menyangkut penghentian pemungutan digital services tax (DST) dan pajak sejenis. (DDTCNews/Bisnis Indonesia)

Setoran Pajak Sektor Pertambangan

Kementerian Keuangan mencatat tidak berulangnya dinamisasi membuat penerimaan pajak dari sektor pertambangan tidak tumbuh setinggi pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Pada Januari hingga November 2023, penerimaan pajak sektor pertambangan hanya tumbuh 23,7% atau melambat signifikan dibandingkan dengan performa periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 161,3%. Secara bulanan, setoran pajak sektor tambang pada November 2023 terkontraksi -45,8%.

"Penyebab utama dari penurunan sektor pertambangan yaitu dinamisasi PPh badan subsektor pertambangan batu bara tidak berulang," tulis Kemenkeu. (DDTCNews)

Utang Pemerintah

Posisi utang pemerintah hingga November 2023 tercatat senilai Rp8.041,01 triliun. Dengan demikian, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 38,11%

Baca Juga: Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Laporan APBN Kita edisi Desember 2023 menyatakan rasio utang tersebut lebih rendah dibandingkan dengan akhir 2022 sebesar 39,7%. Capaian rasio utang itu juga di bawah batas aman 60% PDB sesuai dengan UU 17/2003 tentang Keuangan Negara.

"Rasio ini juga masih lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah tahun 2023-2026 di kisaran 40%," bunyi laporan APBN Kita. (DDTCNews/Bisnis Indonesia) (kaw)

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : berita perpajakan hari ini, perpajakan, pajak, cukai, cukai rokok, cukai hasil tembakau, CHT

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN CUKAI

Pengaturan Tarif Cukai Rokok secara Multiyears Bakal Dilanjutkan

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya