Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Review
Kamis, 18 Juli 2024 | 18:52 WIB
KONSULTASI PAJAK
Minggu, 14 Juli 2024 | 16:00 WIB
SURAT DARI KELAPA GADING
Minggu, 14 Juli 2024 | 10:00 WIB
DIREKTUR PENYULUHAN, PELAYANAN, DAN HUMAS DITJEN PAJAK DWI ASTUTI:
Kamis, 11 Juli 2024 | 18:46 WIB
KONSULTASI PAJAK
Data & Alat
Rabu, 17 Juli 2024 | 10:59 WIB
KURS PAJAK 17 JULI 2024 - 23 JULI 2024
Kamis, 11 Juli 2024 | 17:38 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN PAJAK
Rabu, 10 Juli 2024 | 09:25 WIB
KURS PAJAK 10 JULI 2024 - 16 JULI 2024
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Fokus
Reportase

Perangi Praktik Pengelakan Pajak, Kewenangan Pemerintah Ditambah

A+
A-
0
A+
A-
0
Perangi Praktik Pengelakan Pajak, Kewenangan Pemerintah Ditambah

Ilustrasi. (DDTCNews)

WASHINGTON, DDTCNews – Senat AS mengesahkan beleid baru yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah AS untuk memeriksa struktur kepemilikan perusahaan cangkang guna mencegah praktik pengelakan pajak dan tindak pidana pencucian uang.

Ketentuan terbaru tersebut disahkan melalui National Defense Authorization Act (NDAA) 2021. Beleid ini disetujui oleh lebih dari 2/3 anggota Senat dan Kongres. Dengan demikian, Presiden AS pun tidak bisa memveto beleid terbaru tersebut.

"NDAA 2021 memperbaiki ketentuan transparansi korporasi dengan memberikan kekuatan kepada Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) untuk membasmi praktik pengelakan pajak," kata anggota Komisi Finansial Senat AS Ron Wyden, Selasa (22/12/2020).

Baca Juga: OECD Catat Banyak Negara Masih Pakai Thin Capitalization Rules

Wyden menambahkan setiap korporasi bakal diwajibkan untuk mengungkapkan pemilik manfaat atau beneficial owner dari setiap korporasi guna menekan praktik pengelakan pajak serta tindak pidana korporasi lainnya.

Sementara itu, Anggota Senat dari Partai Demokrat Sherrod Brown mengatakan pemerintah di bawah pemerintahan Joe Biden berkomitmen untuk segera mengimplementasikan kewenangan baru yang diberikan kepada FinCEN secepat dan seefektif mungkin.

Policy Director Global Financial Integrity Lakshmi Kumar menyambut positif pengesahan beleid baru tersebut. Menurut Kumar, praktik pengelakan pajak dan pencucian uang marak terjadi di AS sehingga perlu ditindaklanjuti.

Baca Juga: Wamenkeu Malaysia Tegaskan Penerapan Kembali GST Bukan Prioritas

"Panama Papers menunjukkan AS adalah destinasi kunci bagi oknum-oknum dalam praktik pencucian uang. Penegak hukum, bank, dan credit union perlu bekerja sama untuk menindaklanjuti tindak pidana tersebut," ujarnya seperti dilansir Tax Notes International.

Meski mendapatkan dukungan dari dua partai di parlemen, terdapat pihak yang menolak beleid baru tersebut salah satunya adalah National Federation of Independent Business (NFIB). Asosiasi tersebut berpandangan ketentuan terbaru dalam NDAA 2021 tersebut bisa membebani usaha kecil.

"Biaya yang perlu ditanggung oleh usaha kecil akibat beleid ini bisa mencapai US$531 juta. Nominal tersebut tidak mampu ditanggung oleh usaha kecil apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini," tutur Director of Legislative Affairs NFIB Kevin Kuhlman. (rig)

Baca Juga: Segera Daftar! Batch Baru Pelatihan Intensif Pajak Internasional

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : amerika serikat, pengelakan pajak, pajak internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

berita pilihan

Jum'at, 19 Juli 2024 | 19:34 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

E-Faktur Desktop 4.0 DJP: Ingat, Besok Ada Downtime Layanan Pajak Ini

Jum'at, 19 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Catat! Saat Ini Bayar Pajak Tetap Harus Pakai NPWP 15 Digit

Jum'at, 19 Juli 2024 | 18:30 WIB
KAMUS PAJAK

Apa Itu Perseroan Terbatas (PT)?

Jum'at, 19 Juli 2024 | 18:17 WIB
LITERATUR PAJAK

Sistem Tanam Paksa: Jurus Kolonial Belanda Mengejar ‘Surplus APBN’

Jum'at, 19 Juli 2024 | 18:15 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Utang Jatuh Tempo 2025 Tembus Rp800 T, DPR Singgung Penerimaan Pajak

Jum'at, 19 Juli 2024 | 18:00 WIB
LAPORAN OECD

OECD Catat Banyak Negara Masih Pakai Thin Capitalization Rules

Jum'at, 19 Juli 2024 | 17:45 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Semester I/2024, DJP Kumpulkan PPN Digital Rp3,89 Triliun

Jum'at, 19 Juli 2024 | 17:30 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Bolak-Balik ke Luar Negeri, Pilot dan Pramugari Tetap Kena Bea Masuk?

Jum'at, 19 Juli 2024 | 17:14 WIB
DITJEN PAJAK

Dirjen Pajak Ungkap Perkembangan Terkini Reformasi Perpajakan

Jum'at, 19 Juli 2024 | 16:30 WIB
KEBIJAKAN BEA CUKAI

Bea Cukai Beberkan 7 Alasan Penambahan Barang Kena Cukai, Apa Saja?