Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Setoran Bea Cukai Anjlok 12,81 Persen, Sri Mulyani Ungkap Penyebabnya

A+
A-
2
A+
A-
2
Setoran Bea Cukai Anjlok 12,81 Persen, Sri Mulyani Ungkap Penyebabnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan paparan.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan dari kepabeanan dan cukai sudah mencapai Rp94,5 triliun hingga April 2023 atau setara dengan 24% dari target yang ditetapkan tahun ini senilai Rp245,44 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi itu turun 13% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, kontraksi ini dipengaruhi turunnya penerimaan bea keluar dan cukai. Sementara itu, kinerja penerimaan bea masuk tercatat tetap positif.

"Bea dan cukai ini selama periode pandemi terus menerus membukukan kenaikan penerimaan. Jadi, ini pertama kali terjadi koreksi penerimaan kontraksi 12,8%," katanya, dikutip pada Selasa (23/5/2023).

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Sri Mulyani menuturkan kontraksi pada penerimaan kepabeanan dan cukai terjadi, terutama karena penurunan dari sisi bea keluar. Realisasi penerimaan bea keluar hingga April 2023 mencapai Rp4,11 triliun atau turun 72%.

Kontraksi pada penerimaan bea keluar disebabkan penurunan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), volume ekspor mineral, serta turunnya tarif bea keluar tembaga. Contoh, setoran bea keluar CPO turun 71% dipengaruhi harga CPO yang lebih rendah.

Harga referensi CPO pada April 2023 senilai US$932 per metrik ton, naik dari bulan lalu yang senilai US$911 per metrik ton. Namun, angka itu masih lebih rendah ketimbang April 2022 yang mencapai US$1.787 per metrik ton.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Dari sisi bea masuk, realisasi penerimaannya tercatat Rp15,82 triliun, tumbuh 3%. Secara akumulatif, realisasi penerimaan tersebut masih tumbuh meskipun pada April 2023 sempat mengalami penurunan hingga 13%.

Peningkatan kinerja penerimaan bea masuk disebabkan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar US$6 serta tarif efektif yang naik menjadi 1,47% meskipun utilisasi free trade agreement naik menjadi 35%.

"Kinerja impor kita yang mengalami penurunan sejak bulan Februari, tentu juga nanti akan terlihat dari kinerja bea masuk," ujarnya.

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Kinerja Penerimaan Cukai

Untuk cukai, Sri Mulyani memaparkan realisasi penerimaan mencapai Rp72,35 triliun, turun 5,16%. Kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan produksi hasil tembakau golongan 1 dan tingginya basis penerimaan pada April 2022 karena pelunasan maju.

Menurutnya, produksi hasil tembakau pada April 2023 memang sedikit mengalami kenaikan sebesar 1,71%. Namun, apabila dilihat secara akumulatif Januari-April, produksinya mengalami kontraksi sebesar 15,2%.

Untuk tarif cukai tembakau, pemerintah mencatat masih mengalami kenaikan 1,92%. Kenaikan tarif tersebut terkonsentrasi pada golongan 1 dan 2. Sementara itu, kenaikan tarif untuk golongan 3 masih sangat minimal.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

"Kami memperkirakan ada perubahan dari mereka golongan 3 mengambil pangsa golongan 1 dengan harga yang cukainya paling rendah kenaikannya sehingga kalau kita melihat jumlah volume rokok untuk golongan 3 sudah naik di 4,51 miliar batang," tuturnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : menkeu sri mulyani, bea keluar, bea masuk, cukai, penerimaan negara, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 06 Juli 2024 | 14:30 WIB
KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Luhut: Bea Masuk Tindakan Pengamanan Tidak Hanya Menyasar Barang China

Sabtu, 06 Juli 2024 | 14:00 WIB
LAYANAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Libur Sekolah, Orang Tua Perlu Waspadai Penipuan Berkedok Bea Cukai

Sabtu, 06 Juli 2024 | 13:30 WIB
KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Kadin Minta Pemerintah Kaji Seluruh HS Code Sebelum Naikkan Bea Masuk

Sabtu, 06 Juli 2024 | 10:00 WIB
FILIPINA

Pengesahan RUU PPN PMSE Jadi Prioritas Parlemen Filipina

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya