Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Skema MDR Punya Dampak Positif Terhadap Penerimaan Pajak

A+
A-
7
A+
A-
7
Skema MDR Punya Dampak Positif Terhadap Penerimaan Pajak

Chairperson Michael Lang dan beberapa national reporter dalam sesi 4 Rust Conference dengan topik ‘When to Report, Use of Reported Data’. (tangkapan layer Zoom)

PENERAPAN Mandatory Disclosure Rules (MDR) memiliki dampak positif pada penerimaan pajak di beberapa negara. Hal ini terungkap dari pemaparan beberapa national reporter dalam Rust Conference pada 1—3 Juli 2021.

Penulis, Partner of Transfer Pricing Services DDTC Romi Irawan dan Senior Researcher DDTC Dea Yustisia, turut hadir sebagai national reporter dari Indonesia dalam acara yang digelar Institute for Austrian and International Tax Law dan Vienna University of Economics and Business tersebut.

Dalam acara tersebut, masing-masing national reporter dari berbagai negara menjelaskan konsep dan ketentuan MDR di tiap negara. Tujuan MDR juga dibahas, antara lain terkait dengan pemberian deterrent effect, risk assessment untuk penentu level kepatuhan, serta pemeriksaan pajak.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Selain itu, masing-masing national reporter juga membahas beberapa aspek seperti jangka waktu pelaporan, denda atau penalti, hubungan MDR dengan secrecy rules/legal privilege, pihak yang harus melapor dan komponen yang dilaporkan, serta isu lain yang berkaitan.

Adapun isu lain yang dimaksud seperti manfaat utama MDR serta risiko penghindaran pajak dan monetary threshold. Ada pula bahasan mengenai hak fundamental atas penerapan ketentuan di Amerika Serikat (AS) yang bersifat retroaktif serta prinsip proporsionalitas di Uni Eropa yang dikaitkan dengan beban wajib pajak.

Sebagai gambaran awal, laporan Aksi ke-12 BEPS pada 2015 memberi rekomendasi rancangan aturan yang mengharuskan wajib pajak dan advisor untuk mengungkapkan perencanaan pajak yang agresif (aggressive tax planning arrangements) kepada otoritas pajak.

Baca Juga: Cara Cari Kurs Pajak Saat Ini dan Trennya Lewat DDTCNews

Laporan tersebut menetapkan rekomendasi kerangka kerja standar agar digunakan oleh negara-negara yang ingin menetapkan atau mengubah MDR untuk mendapat informasi awal tentang skema aggressive tax planning dan penggunanya.

Rekomendasi tersebut untuk mencari keseimbangan antara kebutuhan informasi awal tentang skema aggressive tax planning dengan persyaratan pengungkapan (disclosure) tepat sasaran, dapat dilaksanakan, serta menghindari beban kepatuhan yang tidak semestinya ditanggung wajib pajak.

Di dalam Uni Eropa, Council Directive (EU) 2018/822 pada 25 Mei 2018 mengubah Directive 2011/16/EU mengenai pertukaran informasi otomatis di bidang perpajakan yang wajib (mandatory AEoI) yang berhubungan dengan pengaturan lintas yurisdiksi. Arahan ini dikenal dengan DAC 6.

Baca Juga: NIK, NPWP 16 Digit, NITKU Mulai 1 Juli 2024, Download Aturan di Sini

Adapun DAC 6 ini mewajibkan negara anggota Uni Eropa menerapkan pelaporan wajib dari pengaturan lintas yurisdiksi yang mempengaruhi setidaknya satu negara anggota yang termasuk dalam salah satu dari sejumlah indikasi potensial dari aggressive tax planning. Laporan ini dipertukarkan secara otomatis antara negara anggota Uni Eropa.

Dari hasil pemaparan national reporter, secara umum, ada aspek positif (kelebihan) dan negatif (kekurangan) dari penerapan MDR yang sejumlah negara. Britania Raya misalnya, adanya MDR dapat mengubah ketentuan atau menutup loophole dalam ketentuan mereka berdasarkan pada informasi atau skema yang diungkap dalam skema MDR.

Otoritas pajak Australia (Australian Taxation Office/ATO) pun mengklaim terdapat kenaikan penerimaan negara yang signifikan dari pemeriksaan berdasarkan pada skema yang diungkap. Pemeriksaan tersebut lebih banyak terkait dengan transfer pricing.

Baca Juga: Semangat Menyambut HUT ke-17, DDTC Gelar Acara Internal dan Eksternal

Di sisi lain, ada beberapa catatan kekurangan dari skema MDR di tiap negara. Portugal misalnya, yang menghapus rezim lama dan menggantinya dengan rezim baru karena dianggap gagal. Adapun kegagalan itu apabila dilihat dari jumlah skema atau transaksi yang dapat diungkap.

Selain itu, Polandia merasa ketentuannya terlalu luas dibandingkan dengan MDR yang direkomendasikan dalam laporan Aksi ke-12 BEPS atau DAC 6. Hal ini disebut memunculkan terjadinya pelaporan yang berlebihan (overreporting).

Di Meksiko, wajib pajaknya dianggap terlalu 'mencari aman' dan terlihat hanya berupaya menghindari denda atau penalti. Sementara di Italia, bentuk informasi yang harus dilaporkan dalam kebijakan MDR-nya masih kurang jelas. Hal serupa terjadi di Israel sehingga dianggap hanya sebatas formalitas.

Baca Juga: Hilangkan Stres, Praktisi Pajak Pelajari Humor untuk Terapi Diri

Sebagai informasi, Rust Conference kali ini akan menjadi ajang pertukaran ide yang menarik mengenai dinamika ketentuan MDR di sejumlah negara. Konferensi ini dihadiri sebanyak 120 orang peserta dari 38 negara.

Acara dibuka oleh Prof. Karoline Spies dari Vienna University of Economics and Business (WU Vienna), Austria. Ada pula beberapa beberapa professional ternama seperti Michael Lang, Pasquale Pistone, Alexander Rust, dan Claus Staringer.

Sebelum tahun ini, sejak 2016 DDTC selalu diundang dalam Rust Conference. Adapun profesional DDTC yang terpilih adalah:

Baca Juga: Panduan Pajak untuk Usaha Jasa Boga atau Katering, Cek di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : Rust Conference, MDR, DDTC, Austria

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 05 Juni 2024 | 10:45 WIB
LITERATUR PAJAK

Influencer Harus Tahu! Ketentuan Pajak atas Imbalan Endorsement

Selasa, 04 Juni 2024 | 12:17 WIB
UNIVERSITAS INDONESIA

Komwasjak dan FIA UI Gelar Diskusi Ilmiah, Bahas soal Institusi Pajak

Selasa, 04 Juni 2024 | 10:30 WIB
LITERATUR PAJAK

Pajak Content Creator, Ketahui secara Komprehensif di Perpajakan DDTC

Senin, 03 Juni 2024 | 17:22 WIB
PERSPEKTIF

Badan Penerimaan Negara dan Hak-Hak Wajib Pajak

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya