Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Soal Sektor Perdagangan dan Keuangan 2019, Ini Kata BI

A+
A-
1
A+
A-
1
Soal Sektor Perdagangan dan Keuangan 2019, Ini Kata BI

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. 

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) memproyeksi kinerja perdagangan akan tertekan pada tahun ini. Perlambatan ekonomi global menjadi faktor utama yang menghambat kinerja ekspor nasional.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan untuk menangani neraca perdagangan yang cenderung defisit membutuhkan usaha ekstra. Faktor eksternal, disebutnya, tidak bersahabat untuk ekspansi ekspor Indonesia.

“Masalah global lebih terasa di jalur perdagangan. Itu membuat kita harus extra effort,” katanya di Kantor BI, Kamis (21/2/2019).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Perlambatan ekonomi di pasar ekspor utama Indonesia berdampak pada kinerja pengapalan ke luar negeri. Ekonomi Amerika Serikat (AS), China, dan Eropa yang cenderung melandai menjadi tantangan tersendiri karena secara tradisional merupakan basis pasar produk-produk Indonesia. Selain itu, ada penurunan harga komoditas.

Di sisi lain, lain ceritanya dengan sektor keuangan. Gejolak pada tahun lalu karena efek normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) akan cenderung mereda pada 2019. Dengan demikian, ruang penguatan nilai tukar rupiah terbuka cukup lebar. Hal ini sudah terasa sejal akhir 2018 dan awal 2019.

“Pergerakan nilai tukar akan stabil, meski sekarang masih undervalued. Faktor aliran modal asing yang meningkat, tingkat bunga The Fed yang lebih rendah, defisit transaksi berjalan yang lebih rendah, dan fundamental ekonomi yang mendukung ke arah sana [penguatan rupiah],” jelas Perry.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2019 akan bergerak moderat dalam rentang 5%-5,4%. Proyeksi ini, dalam penilaian otoritas moneter, menunjukkan adanya kelanjutan tren positif yang terjadi di kuartal IV/2018. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : neraca perdagangan, defisit, BI, the Fed, AS, China

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

Minggu, 07 Juli 2024 | 17:30 WIB
IBU KOTA NUSANTARA

Jokowi Klaim IKN Bakal Dukung Sektor Pertanian Daerah Sekitarnya

Minggu, 07 Juli 2024 | 15:30 WIB
UU KUP

Fungsi SPT bagi Wajib Pajak, PKP dan Pemotong Sesuai UU KUP

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya