Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Sulap Bali Jadi Pusat Wisata Medis, Pengusaha Minta Insentif Pajak

A+
A-
0
A+
A-
0
Sulap Bali Jadi Pusat Wisata Medis, Pengusaha Minta Insentif Pajak

Ilustrasi.

DENPASAR, DDTCNews - Pelaku usaha jasa kesehatan menyatakan butuh insentif pajak untuk menjadikan Bali sebagai destinasi wisata medis.

Ketua Bali Medical Tourism Association (BMTA) I Gede Wiryana Patra Jaya mengatakan kegiatan wisata medis memiliki potensi besar jika dikembangkan di Bali. Untuk itu, pengusaha membutuhkan dukungan dari pemerintah, khususnya terkait dengan pajak.

"Kami tidak mengatakan harus dihilangkan pajaknya, tetapi kami berharap ada semacam perhatian berupa insentif pajak," katanya, dikutip pada Kamis (12/8/2021).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Gede menjelaskan jasa pelayanan kesehatan masih tergantung pasokan impor, utamanya pada obat dan alat medis. Dia menyebutkan relaksasi pajak bisa diberikan pemerintah untuk importasi pada dua komoditas barang tersebut.

Komponen obat dan alat medis hingga dimanfaatkan oleh pasien melalui berbagai pungutan pajak. Tahap pertama pembayaran berlaku saat pelaku usaha melakukan impor barang, kemudian berlanjut hingga dimanfaatkan pasien sebagai pungutan pajak atas konsumsi.

Satu-satunya komponen jasa layanan kesehatan yang masih bisa dikontrol adalah biaya jasa konsultasi. Namun, hal tersebut tidak signifikan karena pembentuk utama biaya layanan kesehatan berasal dari obat dan alat medis.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

"Itulah yang membuat harga pelayanan kesehatan kita tinggi, sedangkan dari semua komponen layanan kesehatan itu 60% adalah obat dan alat medis," jelasnya.

Gede menambahkan destinasi wisata medis di Bali nantinya tidak hanya akan menyasar turis asing, tetapi juga masyarakat dalam negeri. Hal ini dikarenakan biaya berobat masyarakat Indonesia keluar negeri bisa mencapai Rp160 triliun.

"Jadi selain target warga negara asing, wisatawan nusantara juga menjadi target market dari medical tourism ini," tuturnya seperti dilansir balipost.com. (rig)

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : bali, insentif pajak, wisata medis, obat, alat medis, pajak, pajak daerah

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya