Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Bos BI Tak Risaukan Kenaikan The Fed

A+
A-
0
A+
A-
0
Bos BI Tak Risaukan Kenaikan The Fed

JAKARTA, DDTCNews – Suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) pada Maret 2017 diprediksi semakin kuat. Kebijakan tersebut diyakini tidak akan meredupkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi asing.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengungkapkan, penyesuaian Fed Fund Rate (FFR) pada Maret ini sudah mencapai kesepakatan 100%. Diperkirakan The Fed akan mengerek tingkat bunga sebesar 25 basis poin (bps).

"Kenaikan acuan suku bunga ini akan membuat penguatan USD dan mata uang negara lain, tapi untuk rupiah Indonesia agak sedikit melemah," ujarnya di Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (10/3).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Agus meyakinkan kondisi tersebut tidak akan menyurutkan investor asing menanamkan modalnya di Indonesia karena melihat fundamental perekonomian nasional yang cukup kuat. Stabilitas ekonomi nasional ini tercermin dari terjaganya pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca perdagangan, cadangan devisa dari upaya pengelolaan fiskal yang baik.

Dia memperkirakan inflasi tetap akan bergerak stabil. Berdasarkan survei BI, realisasi inflasi pada pekan kedua Maret ini 0,18% atau lebih rendah dari pekan pertama maupun dibanding Januari lalu 0,97%.

"Ada dana masuk ke Indonesia mencapai Rp31 triliun sampai minggu kedua Maret. Ini yang membuat kami optimistis stabilitas ekonomi Indonesia terjaga, masih baik," jelas Agus.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Kendati demikian, Bank Indonesia tetap akan memperhatikan kondisi dan situasi global, selain kenaikan suku bunga The Fed, di antaranya peningkatan inflasi dan kebijakan moneter Eropa.

Selain itu, gejolak di Prancis karena ada pemilu, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan 6,5% pada 2017, serta harga minyak dunia terkerek naik US$50 per barel karena stok dan produksi di AS meningkat. "Ini jadi perhatian kami, tapi secara umum kondisi ekonomi Indonesia membaik," tutupnya. (Amu)

Baca Juga: PMK Baru! Aturan Soal Pembebasan Bea Masuk untuk Impor Bibit dan Benih

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kurs, BI, the fed, kebijakan makro

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 26 Juni 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Impor Melonjak, Pemerintah Selidiki Perpanjangan Safeguard Impor Ubin

Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lesu Terhadap Dolar AS dan Mayoritas Negara

Selasa, 25 Juni 2024 | 23:43 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Hotel Sediakan Jasa Biro Perjalanan Wisata, Kena Pajak PPN atau PBJT?

Selasa, 25 Juni 2024 | 19:00 WIB
REFORMASI BIROKRASI

RPP Disusun, Pengembangan Kompetensi ASN Bakal Berbasis Pemagangan

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya