Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

DJP Ingatkan PKP Soal Batas Waktu Upload Faktur Pajak

A+
A-
2
A+
A-
2
DJP Ingatkan PKP Soal Batas Waktu Upload Faktur Pajak

Ilustrasi.

PALEMBANG, DDTCNews - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Timur menggelar kegiatan sosialisasi perpajakan perihal aturan faktur pajak berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak No. PER-11/PJ/2022.

Penyuluh Pajak dari KPP Pratama Palembang Ilir Timur Desty Yoga Rahminta mengatakan sebanyak 25 pengusaha kena pajak (PKP) telah mengikuti kegiatan sosialisasi yang diadakan secara daring dan live Instagram pada 15 September 2022.

“Sosialisasi ini sangat penting untuk menunjang pengetahuan dan keterampilan pajak para PKP dalam penerbitan faktur pajak berdasarkan PER-11/PJ/2022 yang berlaku mulai 1 September 2022,” katanya dikutip dari laman DJP, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Desty menjelaskan PER-03/PJ/2022 s.t.d.d PER-11/PJ/2022 diterbitkan dalam rangka memberikan kemudahan bagi PKP dalam membuat faktur pajak, sekaligus untuk memberikan kepastian hukum dan keadilan dalam pengkreditan PPN.

“Perbedaan aturan tersebut dengan peraturan sebelumnya adalah terkait dengan batas waktu upload faktur pajak. Jika sebelumnya tidak dibatasi, sekarang batas waktu upload faktur pajak setiap tanggal 15 bulan berikutnya,” tuturnya.

Merujuk pada Pasal 18 ayat (1) PER-03/PJ/2022, e-faktur wajib diunggah ke DJP menggunakan aplikasi e-faktur dan memperoleh persetujuan dari DJP paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah tanggal pembuatan e-faktur.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Persetujuan dari DJP diberikan sepanjang Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) yang digunakan untuk penomoran e-faktur merupakan NSFP yang diberikan oleh DJP dan e-faktur diunggah dalam jangka waktu paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.

Lebih lanjut, e-faktur yang tidak memperoleh persetujuan dari DJP bukan merupakan faktur pajak. Contoh mengenai batas waktu pengunggahan (upload) dan persetujuan e-faktur tertuang dalam lampiran PER-03/PJ/2022. (rig)

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kpp pratama palembang ilir timur, pajak, faktur pajak, daerah, e-faktur, PER-03/PJ/2022, PER-11/PJ/2022

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

Minggu, 07 Juli 2024 | 17:00 WIB
KPP PRATAMA CURUP

Kegiatan Membangun Sendiri Dilakukan Bertahap, Begini Aturan PPN-nya

Minggu, 07 Juli 2024 | 15:30 WIB
UU KUP

Fungsi SPT bagi Wajib Pajak, PKP dan Pemotong Sesuai UU KUP

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?