Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Dua Faktor Ini Penyebab Rupiah Loyo

A+
A-
2
A+
A-
2
Dua Faktor Ini Penyebab Rupiah Loyo

JAKARTA, DDTCNews – Depresiasi rupiah terus berlanjut meski Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuan. Hingga hari ini nilai tukar rupiah sudah tembus Rp14.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan faktor eksternal dan internal punya kontribusi terhadap pelemahan rupiah. Namun, faktor eksternal masih mendominasi berupa kebijakan moneter dan fiskal AS.

"Tekanan nilai tukar rupiah hari ini ada faktor eksternal tapi juga ada faktor internal," katanya usai melaksanakan Solat Jumat di kantor BI, Jakarta, Jumat (18/5).

Baca Juga: Dorong Penempatan DHE SDA dengan Insentif Pajak, Begini Realisasinya

Adapun faktor eskternal menurut Agus adalah stimulus fiskal AS berupa reformasi pajak yang mulai membuahkan hasil dengan ekonomi yang tumbuh positif. Imbas dari insentif ini kemudian membuat defisit anggaran negeri Paman Sam semakin lebar.

Karena itu, bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan agar obligasi AS banyak diserap pasar untuk menutup defisit anggaran. Kebijakan the fed inilah yang menurut Agus memberikan tekanan kepada nilai tukar semua negara bukan hanya Indonesia.

"Kita waspadai perkembangan di AS dengan insentif fiskal membuat ekonominya makin membaik," terangnya.

Baca Juga: BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan sebesar 6,25 Persen

Tidak kalah penting adalah penyebab depresiasi rupiah adalah faktor domestik adalah angka neraca perdagangan yang defisit pada April 2018.

"Dari faktor internal adalah neraca perdagangan yang defisit US$1,63 miliar, padahal bulan sebelumnya surplus US$1,1 miliar," ungkapnya.

Seperti yang diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia defisit US$1,63 miliar pada April 2018. Melonjaknya impor menjadi faktor utama penyebab defisit.

Baca Juga: Ada Efek Penerimaan Pajak, Cadangan Devisa Naik Jadi US$139 Miliar

Hal ini dapat terlihat dari sektor migas yang mengalami defisit sebesar US$ 1,13 miliar dan non-migas minus US$ 0,50 miliar. Adapun secara persentase angka impor yang naik signifikan pada April sebesar 11,28% menjadi US$16,09 miliar dibandingkan dengan Maret 2018 yang hanya US$14,46 miliar. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : bank indonesia, nilai rupiah, the fed

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Minggu, 17 Maret 2024 | 15:30 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Penuhi Kebutuhan Tukar Uang saat Ramadan, BI Siapkan Rp 197 Triliun

Jum'at, 15 Maret 2024 | 14:45 WIB
KINERJA MONETER

Utang Luar Negeri Indonesia Menyusut Tipis Jadi 405,7 Miliar Dolar AS

Kamis, 07 Maret 2024 | 14:00 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Cadangan Devisa Turun Jadi US$ 144 Miliar, Begini Penjelasan BI

Minggu, 25 Februari 2024 | 10:30 WIB
PENEGAKAN HUKUM

Tak Patuhi Ketentuan DHE SDA, DJBC Blokir Layanan Ekspor 9 Perusahaan

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya