Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ekonomi Kuartal IV Diprediksi Tumbuh 5,3%, Ini Faktor Pendorongnya

A+
A-
0
A+
A-
0
Ekonomi Kuartal IV Diprediksi Tumbuh 5,3%, Ini Faktor Pendorongnya

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir. 

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2022 akan berkisar 5,2%-5,3%.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan kinerja ekonomi hingga kuartal III/2022 sudah menunjukkan pemulihan yang kuat. Menurutnya, tren positif tersebut juga akan berlanjut pada kuartal ini.

"Salah satu kuncinya adalah Indonesia meng-empowering atau mendorong konsumsinya bisa tinggi, dengan cara memberikan stimulus fiskal di mana APBN menjadi shock absorber," katanya, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga: Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

Iskandar mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2022 tercatat sebesar 5,72%. Sementara secara kumulatif, ekonomi hingga kuartal III/2022 mengalami pertumbuhan 5,4%, lebih tinggi dari perkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 yang sebesar 5,2%.

Mengenai kuartal IV/2022, dia memperkirakan tren pemulihan bakal terus berlanjut karena 4 faktor. Pertama, penyelenggaraan acara G-20 yang puncaknya berlangsung pada 15-16 November 2022.

Menurut penghitungan pemerintah, kontribusi G-20 terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar Rp7,6 triliun. Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi kedua yakni musim tanam yang bakal jatuh pada sekitar November dan Desember.

Baca Juga: Asumsi Makro APBN 2025 Disepakati, Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,1-5,5%

Ketiga, ekonomi bakal didorong oleh perilaku konsumsi masyarakat yang secara musiman terjadi pada Desember dan Januari. Ketika Natal dan tahun baru, biasanya masyarakat berbelanja lebih banyak.

Terakhir, Iskandar menyebut ekonomi juga bakal didukung gara konsumsi kelompok menengah ke atas yang gemar berlibur. Dalam hal ini, pemerintah akan terus mendorong agar masyarakat lebih banyak berlibur ke kawasan wisata domestik.

"Secara keseluruhan [pertumbuhan ekonomi] kemungkinan bisa di atas perkiraan awal di dalam APBN, di mana pertumbuhan ekonomi kita diproyeksikan 5,2," ujarnya. (sap)

Baca Juga: Percepat Penurunan Kemiskinan, Pemerintah Jamin Pengendalian Inflasi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pertumbuhan ekonomi, perekonomian nasional, kinerja fiskal, PDB

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 16 Mei 2024 | 09:30 WIB
PERTUMBUHAN EKONOMI

Waspadai Dinamika Ekonomi Global terhadap Perdagangan RI, Ini Kata BKF

Sabtu, 11 Mei 2024 | 09:00 WIB
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

Begini Analisis BKF Soal Pertumbuhan Ekonomi hingga Akhir Tahun

Jum'at, 10 Mei 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Minta IMF Beri Asistensi untuk Kejar Peningkatan Tax Ratio

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya