Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Kelompok Miliuner Ini Tuntut Pajak Baru untuk Orang Kaya

A+
A-
1
A+
A-
1
Kelompok Miliuner Ini Tuntut Pajak Baru untuk Orang Kaya

Ilustrasi.

BERN, DDTCNews – Sekelompok miliuner yang menamai dirinya sebagai Patriotic Millionaires menuntut para pemimpin dunia yang menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss untuk segera memperkenalkan pajak baru terhadap orang-orang kaya.

Anggota Patriotic Millionaires Phil White mengatakan pengenaan pajak baru terhadap orang kaya dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan sosial yang ada. Menurutnya, pajak terhadap orang kaya saat ini sudah makin urgen.

“Satu-satunya hasil yang kredibel dari konferensi ini adalah mengenakan pajak kepada orang-orang terkaya dan memajaki kita sekarang. Pajaki para delegasi yang menghadiri pertemuan Davos 2022,” katanya dikutip dari theguardian.com, Senin (30/05/2022).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Sebagai informasi, terungkap informasi terdapat 177 miliarder di Inggris yang memiliki kekayaan gabungan senilai GBP653 miliar atau sekitar Rp12.011,24 triliun. Menurutnya, kekayaan tersebut menunjukkan tingginya kesenjangan ekonomi.

Terlebih, menurut National Institute for Economic and Social Research (NIESR), lebih dari 250.000 rumah tangga di Inggris diestimasi akan jatuh ke dalam kemiskinan pada 2023 akibat naiknya tagihan listrik dan makanan.

Sementara itu, Anggota Patricotic Millionaires Marlene Engelhorn menilai satu-satunya solusi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi tersebut ialah menuntut pemerintah untuk memperkenalkan pajak baru terhadap orang kaya.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Pertemuan WEF di Davos pada tahun ini merupakan pertemuan tatap muka pertama selama lebih dari dua tahun sejak pandemi. Dalam pertemuan tersebut, WEF mengusung tema tentang Bekerja Bersama, Memulihkan Kepercayaan.

Menurut Pengembang Properti Denmark Djaffar Shalchi, kepercayaan masyarakat tidak dapat dimenangkan hanya dengan mengadakan pertemuan yang menghadirkan para penguasa dunia dan orang kaya di balik lapisan keamanan.

Hal terpenting yang dapat dilakukan oleh para peserta Davos untuk benar-benar memenangkan kepercayaan masyarakat ialah dengan mengakui kekayaan dan hak istimewa yang mereka wakili dan lindungi, tidak sesuai dengan prinsip kesejahteraan. (rig)

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : swiss, inggris, miliuner, pajak, pajak orang kaya, kesenjangan, pajak internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya