Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Margareth Hodge: Pejuang Pajak yang Tak Biasa

A+
A-
1
A+
A-
1
Margareth Hodge: Pejuang Pajak yang Tak Biasa

Margaret Hodge (Sumber: Tax Notes International)

VIRGINIA, DDTCNews - Penghargaan Tax Person of the Year 2018 telah diberikan kepada Margareth Hodge. Beliau adalah perempuan yang pertama kali menjadi pemimpin Public Account Committee (PAC) yang telah didirikan sekitar 150 tahun yang lalu. PAC adalah lembaga yang bertugas mengawasi pengeluaran pemerintah, termasuk HM Revenue & Customs.

Hodge berpikir bahwa HM Revenue & Customs harus bekerja dengan jujur, efektif, dan efisien. Hodge meyakini bahwa pajak milik semua pihak sehingga setiap orang berhak mengetahui bagaimana pemerintah membelanjakan pajak yang telah dipungut dari rakyat.

Kiprah Hodge menegakkan sistem pajak yang baik bermula dari adanya kasus penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dan terbuka kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan pengelakan pajak. Keadaan tersebut terlihat dari adanya investasi sengketa pajak antara Goldman Sach dan otoritas pajak yang berakhir dengan tidak memuaskan.

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Bahkan, perusahaan-perusahaan raksasa seperti Vodafone, Google, Starbucks, dan Amazon terbukti telah menerima banyak penghasilan dari Inggris dalam jangka waktu yang lama, tetapi hanya membayar pajak dalam jumlah yang kecil dengan alasan mereka menderita kerugian.

Selain itu, Hodge juga melihat adanya isu Pemilik Manfaat (BO) atas kasus properti di Inggris yang memiliki kesamaan dengan kasus Panama Papers 2016. Hodge melihat bahwa banyak uang “kotor” yang beredar di Inggris melalui pasar properti. Uang “kotor” tersebut berasal dari tindak pidana yang berkaitan dengan keuangan. Selanjutnya, pihak yang membeli properti di Inggris sebagai bentuk usaha “mencuci” uangnya melalui perusahaan cangkang yang didirikan di negara tax haven.

Tax Notes International merangkum empat upaya yang telah dilakukan oleh Hodge untuk menegakkan sistem yang baik bagi pajak di Inggris. Berikut ulasannya.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Pertama, amandemen rancangan aturan tentang pendaftaran Pemilik Manfaat (Beneficial Ownership (BO)) atas kepemilikan properti di Inggris yang diharapkan akan diimplementasikan pada tahun 2021. Aturan pendaftaran memuat informasi tentang siapa subjek pajak yang memiliki dan mengendalikan badan hukum yang berkedudukan di luar Inggris dan memiliki properti di Inggris.

Selanjutnya, melalui aturan tersebut, pemerintah dapat melihat siapa BO atas kepemilikan properti di Inggris yang secara tidak langsung dapat menelusuri dari mana aliran uang tersebut berasal.

Kedua, penerapan pajak digital bagi perusahaan-perusahaan yang berbasis teknologi untuk melakukan kegiatan usahanya dikenakan secara pada Oktober 2018. Adapun pajak ini dikenal dengan nama Digital Services Tax (DGT). Pemerintah akan mengenakan tarif DGT sebesar 2% atas penghasilan perusahaan yang berbasis teknologi yang memiliki ketentuan tertentu, yaitu (i) perusahaan digital memiliki penghasilan secara global minimal £500 juta dan (ii) perusahaan digital memiliki penghasilan yang berasal dari penjualan minimal £25 juta di Inggris.

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Ketiga, adanya upaya harmonisasi dengan aturan tentang penghindaran pajak dan pengelakan pajak di Inggris dengan aturan-aturan yang berlaku di Uni Eropa. Penyebabnya karena Inggris yang ingin memperoleh penerimaan tinggi sebagaimana akan menetapkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) badan sebesar 17% pada tahun 202. Namun, Inggris tidak menginginkan penurunan tarif sebagai alat untuk memindahkan usaha wajib pajak dari Uni Eropa ke dalam wilayah Inggris. Dengan demikian, Inggris ingin menciptakan suasana perdagangan yang adil bagi Uni Eropa.

Keempat, Hodge akan mengawasi sistem Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ada banyak kepentingan kelompok yang “bermain” dengan sistem PPN. Sementara itu, tarif PPN di Inggris telah mencapai 20% untuk seluruh jenis barang dan jasa. Oleh karena itu, Hodge menyatakan bahwa jika tidak ada pengawasan maka PPN akan menjadi “mimpi buruk bagi Inggris”.

Pada akhir kata, Tax Notes International menyatakan bahwa Margareth Hodge merupakan simbol pejuang pajak yang berpikiran optimis. Menurut Hodge, di tengah banyaknya sengketa pajak yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang disertai dengan buruknya lembaga pemerintah yang menangani sengketa pajak tersebut, jika masih ada pihak-pihak yang berfokus pada prinsip keadilan, kesetaraan, dan menerapkan sistem transparansi maka pihak-pihak tersebut dapat membangun sistem pajak yang memberikan rasa keadilan bagi pembayar pajak lainnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : berita internasional, inggris, margaret hodge,

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 12:15 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

E-Bupot 21/26, DJP: Kalau Sudah Pemadanan, Sebaiknya Pakai NPWP Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya