Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pemerintah Susun Skenario 2023, Pertumbuhan Ekonomi Ditarget 5,3%-5,9%

A+
A-
0
A+
A-
0
Pemerintah Susun Skenario 2023, Pertumbuhan Ekonomi Ditarget 5,3%-5,9%

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mulai menyusun Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2023 dengan target pertumbuhan ekonomi berkisar 5,3%-5,9%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kinerja ekonomi Indonesia telah menunjukkan perbaikan seperti situasi sebelum pandemi Covid-19. Menurutnya, tren pemulihan ekonomi diperkirakan bakal berlanjut pada 2023 walaupun dibayangi ketidakpastian global.

"Dari sisi pertumbuhan ekonomi, tadi disepakati dan dilaporkan kepada Bapak Presiden kisarannya di 5,3% sampai 5,9%," katanya usai sidang kabinet, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Airlangga mengatakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan KEM-PPKF 2023 bertema peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan tema tersebut, pemerintah akan dorong sektor produktif agar terus melakukan reformasi dan transformasi.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pemerintah akan menyusun APBN 2023 secara hati-hati dengan tetap memperhatikan ancaman pandemi Covid-19 atau tantangan yang baru. Apalagi, APBN 2023 akan menjadi tahun perdana defisit kembali ke level 3%.

Secara umum, dia menilai Indonesia termasuk negara yang sudah bisa mencapai pemulihan ekonomi seperti sebelum Covid-19. Pemulihan itu didukung oleh perbaikan baik dari sisi permintaan yang terdiri atas konsumsi, investasi, dan ekspor maupun dari sisi produksi seperti manufaktur dan perdagangan.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

"Ini suatu pemulihan yang cukup cepat karena hanya dalam 5 kuartal kita sudah bisa kembali ke GDP sebelum terjadi musibah Covid," ujarnya.

Mengenai pemulihan ekonomi 2023, Sri Mulyani memandang kebijakan ekonomi makro akan mendorong pemulihan yang berasal dari sumber-sumber pertumbuhan yang tidak hanya tergantung kepada APBN. Dalam hal ini, APBN akan tetap akan suportif, tetapi peranan dari non-APBN akan menjadi lebih penting.

Lokomotif pertumbuhan ekonomi 2023 akan didominasi oleh konsumsi, investasi, dan ekspor. Konsumsi diproyeksi kembali tumbuh sebesar 5,1%, setelah melambat menjadi hanya 2% pada sepanjang 2021.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Kemudian, investasi ditargetkan tumbuh hingga 6,1%, melesat dari 2021 yang hanya 3,8%. Adapun pada ekspor, diperkirakan tidak akan setinggi dari tahun lalu atau menjadi sebesar 6,7%.

"Kita akan melihat bahwa komposisi pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh industri manufaktur yang diharapkan bisa tumbuh di atas GDP kita, yakni 5,3%-5,8% dan perdagangan 4,9%-5,5%," imbuhnya. (sap)

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pertumbuhan ekonomi, perekonomian nasional, kinerja fiskal, PDB, inflasi, makroekonomi, Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, KEM-PPKF

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 29 Juni 2024 | 12:45 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Realisasi Anggaran Masih Minim, Sri Mulyani Harap IKN Siap Tepat Waktu

Sabtu, 29 Juni 2024 | 11:45 WIB
BERITA PAJAK SEPEKAN

Integrasi NIK-NPWP Berlaku 2 Hari Lagi, Pihak Lain Diberi Kelonggaran

Jum'at, 28 Juni 2024 | 14:11 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Berimbas ke Penerimaan, Sri Mulyani Pantau Lifting Migas yang Rendah

Jum'at, 28 Juni 2024 | 12:30 WIB
APBN 2024

Tekan Utang, Pemerintah Optimalkan SAL untuk Biayai Anggaran

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya