Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Penerbitan Dipangkas, Sri Mulyani Harap Yield SBN Bisa Terus Turun

A+
A-
0
A+
A-
0
Penerbitan Dipangkas, Sri Mulyani Harap Yield SBN Bisa Terus Turun

Gedung Kementerian Keuangan. (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) pada tahun ini diproyeksi tidak akan sebesar dari rencana awal.

Sri Mulyani mengatakan penerbitan SBN dapat diturunkan sejalan dengan penerimaan negara yang tinggi. Kondisi ini juga diharapkan dapat berdampak positif terhadap tingkat imbal hasil atau yield SBN.

"Diharapkan SBN kinerjanya menjadi bagus, seperti yang dikatakan Pak Gubernur [BI], kita akan menjaga SBN ini yield-nya menjadi lebih kompetitif untuk kemudian cost of fund-nya menjadi lebih baik," katanya, dikutip pada Rabu (2/8/2023).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Sri Mulyani mengatakan penerbitan SBN dilaksanakan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti kinerja penerimaan perpajakan dan kondisi kas negara. Apabila penerimaan perpajakan tinggi dan kas negara kuat, penerbitan SBN dapat dipangkas.

Pada semester I/2023, dia memandang penerimaan perpajakan masih terus mengalami pertumbuhan meski dihadapkan pada tantangan berupa moderasi harga komoditas. APBN pun masih tercatat surplus Rp152,3 triliun atau setara dengan 0,71% PDB.

Dia menyebut pemerintah akan terus memantau kinerja APBN pada semester II/2023. Pasalnya, belanja kementerian/lembaga biasanya mengalami akselerasi yang kuat pada bulan-bulan jelang tutup buku.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Di sisi lain, pertumbuhan penerimaan perpajakan juga bisa cukup tinggi pada akhir tahun.

Dari evaluasi kinerja APBN semester I/2023, pemerintah memperkirakan penerbitan SBN neto hingga akhir tahun hanya akan senilai Rp362,9 triliun. Angka ini hanyalah sebesar 50,9% dari target penerbitan SBN neto pada tahun ini yang semula direncanakan mencapai Rp712,9 triliun.

Proyeksi penerbitan SBN yang kecil ini berdasarkan outlook defisit APBN yang hanya 2,28% PDB, juga lebih rendah dari rencana awal 2,84% PDB.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

"Namun kami sudah cukup optimistis issuance utang kita tahun ini akan dikurangi. Kita turunkan sangat drastis, hampir 50% sendiri," ujarnya.

Sementara soal Kinerja pasar SBN, Sri Mulyani memaparkan masih menunjukkan tren penguatan hingga Juli 2023, dengan yield SBN seri benchmark 10 tahun menguat 66 basis points secara year-to-date ke level 6,28% per 28 Juli 2023. Tren penguatan tersebut didukung antara lain oleh terkendalinya laju inflasi dalam negeri serta kebijakan pengurangan target penerbitan SBN seiring masih kuatnya kinerja APBN.

Selain itu, kinerja perekonomian yang solid dan pasar keuangan domestik yang kondusif juga mendorong investor asing masuk ke pasar SBN senilai Rp91,86 triliun secara year-to-date di tengah volatilitas pasar keuangan global. (sap)

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : surat berharga negara, SBN, surat utang, APBN, Sri Mulyani

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 01 Juli 2024 | 09:00 WIB
APBN 2024

Akhir Mei 2024, Posisi Utang Pemerintah Tembus Rp8.353 Triliun

Sabtu, 29 Juni 2024 | 12:45 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Realisasi Anggaran Masih Minim, Sri Mulyani Harap IKN Siap Tepat Waktu

Sabtu, 29 Juni 2024 | 09:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pencairan Gaji ke-13 Belum 100 Persen, Begini Penjelasan Kemenkeu

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya