Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Sri Mulyani Resmi Rilis Aturan Pelaksana Bidang Pajak UU Cipta Kerja

A+
A-
8
A+
A-
8
Sri Mulyani Resmi Rilis Aturan Pelaksana Bidang Pajak UU Cipta Kerja

PMK 18/2021.

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati resmi merilis peraturan pelaksanaan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja.

Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 18/2021. Beleid ini mencakup ketentuan di bidang pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN/PPnBM), serta ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP).

Terbitnya PMK ini untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (4), Pasal 4 ayat (1d), dan Pasal 4 ayat (3) huruf f, o, dan p UU PPh s.t.d.t.d. UU Cipta Kerja. PMK ini juga untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (13) huruf a, b, c, dan e serta Pasal 13 ayat (5a) dan ayat (8) UU PPN s.t.d.t.d. UU Cipta Kerja.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Kemudian, PMK ini juga diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (3a), Pasal 9 ayat (4), Pasal 13 ayat (6), Pasal 14 ayat (6), Pasal 15 ayat (5), Pasal 17B ayat (1a), Pasal 27B ayat (8), dan Pasal 44B ayat (3) UU KUP s.t.d.t.d. UU Cipta Kerja.

“Berdasarkan pertimbangan …, perlu menetapkan peraturan menteri keuangan tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 …,” demikian kutipan bagian pertimbangan PMK 18/2021, dikutip pada Senin (1/3/2021).

Bab II Pajak Penghasilan terdiri atas 5 bagian. Pertama, persyaratan subjek pajak orang pribadi. Kedua, kriteria keahlian tertentu serta tata cara pengenaan PPh bagi warga negara asing.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Ketiga, tata cara, dan jangka waktu tertentu untuk lnvestasi, tata cara pengecualian pengenaan PPh atas dividen atau penghasilan lain yang dikecualikan dari objek pajak, serta perubahan batasan dividen yang diinvestasikan.

Keempat, dana setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji dan/ atau biaya penyelenggaraan ibadah haji khusus dan penghasilan dari pengembangan keuangan haji dalam bidang atau instrumen keuangan tertentu yang dikecualikan dari objek PPh.

Kelima, sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga sosial dan/ atau keagamaan yang dikecualikan dari objek PPh.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Bab III Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah memuat 4 bagian. Pertama, kriteria belum melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP) dan/atau ekspor BKP dan/ atau JKP, penentuan sektor usaha tertentu, serta tata cara pembayaran kembali pajak masukan.

Kedua, tata cara pengkreditan pajak masukan. Ketiga, tata cara pembuatan faktur pajak dan tata cara pembetulan atau penggantian faktur pajak. Keempat, faktur pajak bagi pengusaha kena pajak (PKP) pedagang eceran yang melakukan penyerahan BKP dan/ atau JKP kepada pembeli dengan karakteristik konsumen akhir.

BAB IV Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan memuat 7 bagian. Pertama, tata cara pemberian imbalan bunga. Kedua, tata cara pembayaran dan penyetoran pajak. Bagian ini memuat perubahan ketentuan dalam PMK 242/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Ketiga, Surat Pemberitahuan (SPT). Bagian ini berisi sejumlah perubahan dalam PMK 243/2014 s.t.d.d. PMK 9/2018 tentang SPT. Keempat, tata cara pemeriksaan. Dalam bagian ini, ada perubahan ketentuan PMK 17/2013 s.t.d.d. PMK 184/2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan.

Kelima, tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP). Bagian ini memuat perubahan beberapa ketentuan dalam PMK 145/2012 s.t.d.d. PMK 183/2015 tentang tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak

Keenam, tata cara pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan. Dalam bagian ini, beberapa ketentuan dalam PMK 239/2014 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan diubah.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Ketujuh, tata cara permintaan penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan untuk kepentingan penerimaan negara. Beberapa ketentuan dalam PMK 55/2016 tentang Tata Cara Permintaan Penghentian Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan untuk Kepentingan Penerimaan Negara diubah.

“Peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan [17 Februari 2021],” demikian bunyi penggalan Pasal 119 PMK 18/2021.

Ada 3 PMK yang dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam PMK 18/2021. Ketiganya adalah PMK 111/2010, PMK 107/2017 s.t.d.d. PMK 93/2019, dan PMK 192/2018.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Kemudian, ada 3 PMK yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku setelah PMK 18/2021 berlaku. Ketiganya adalah PMK 151/2013, PMK 226/2013 s.t.d.t.d. PMK 65/2018, dan PMK 31/2014. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : PMK 18/2021, UU 11/2020, UU Cipta Kerja, UU PPh, UU PPN, UU KUP, Sri Mulyani, DJP

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Lucia

Senin, 01 Maret 2021 | 11:59 WIB
Dear DDTC, Mohon advice sehubungan dengan kompensasi yang diberikan kepada karyawan kontrak (padahal karyawan tsb akan dipekerjakan lagi dengan perpanjangan kontrak/kontrak baru) berdasarkan PP35/2021 pasal 15(4), sbb: " Apabila PKWT diperpanjang, uang kompensasi diberikan saat selesainya jangka wa ... Baca lebih lanjut
1

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 10:05 WIB
LAYANAN PAJAK

Besok Pagi, Aplikasi e-Bupot dan e-SKTD Tidak Dapat Diakses Sementara

Jum'at, 05 Juli 2024 | 10:00 WIB
KINERJA FISKAL

Proses Restitusi Dioptimalkan, Begini Realisasinya Hingga Mei 2024

Jum'at, 05 Juli 2024 | 08:00 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Wajib Pajak Pusat Perlu Mutakhirkan Data agar Cabang Dapat NITKU

Kamis, 04 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Cabang Tak Kunjung Dapat NITKU, WP Pusat Perlu Mutakhirkan Data

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya