Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Tiga Negara Utama Penyumbang Surplus Perdagangan, Salah Satunya China

A+
A-
0
A+
A-
0
Tiga Negara Utama Penyumbang Surplus Perdagangan, Salah Satunya China

Tumpukan peti kemas di kawasan Pelabuhan Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat ada 3 negara yang menjadi penyumbang terbesar surplus perdagangan pada Oktober 2022. Ketiganya adalah India, China, dan Amerika Serikat (AS). Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 memang tercatat surplus US$5,67 miliar, melanjutkan tren surplus yang sudah berlangsung selama 30 pekan sejak Mei 2020.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan ketiga negara mitra dagang tersebut berhasil membuat Indonesia mencatatkan kinerja ekspor positif serta neraca perdagangan yang surplus di tengah perlambatan ekonomi global.

"Surplus perdagangan Oktober 2022 disumbang surplus perdagangan nonmigas senilai US$7,66 miliar dan defisit perdagangan migas US$1,99 miliar. Surplus ini menjadi capaian surplus bulanan ke-30 secara berturut-turut sejak Mei 2020," kata Zulkifli Hasan dalam keterangannya, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Dari ketiga negara mitra dagang penyumbang surplus terbesar, India menduduki posisi pertama dengan nilai surplus US$1,61 miliar. Sementara China dan AS masing-masing menyumbang surplus US$1,15 miliar.

Secara umum, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai US$24,81 miliar, naik 0,13% secara bulanan dan tumbuh 12,3% secara tahun ke tahun. Indonesia memang tercatat mengalami kinerja ekspor yang mumpuni di saat negara-negara mitra dagang justru mengalami pelemahan kinerja ekspor.

Pada Oktober 2022, beberapa negara yang kinerja ekspornya melemah antara lain China (turun 7,56% bulan ke bulan), Brasil (turun 5,7% bulan ke bulan), Korea Selatan (turun 8,64% bulan ke bulan), Pakistan (turun 7,12% bulan ke bulan), dan Turki (turun 5,84% bulan ke bulan).

Baca Juga: PMK Baru! Aturan Soal Pembebasan Bea Masuk untuk Impor Bibit dan Benih

Beberapa produk ekspor nonmigas Indonesia yang mengalami kenaikan cukup signifikan pada Oktober 2022 adalah bahan kimia anorganik, lemak dan minyak nabati, besi dan baja, bahan bakar mineral, serta ikan dan udang. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : neraca perdagangan, ekspor, impor, BPS, kinerja perdagangan, China

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 21 Juni 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Penempatan DHE SDA dengan Insentif Pajak, Begini Realisasinya

Kamis, 20 Juni 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN EKONOMI

Ekonomi Global Melambat, Kemenkeu Waspadai Dampaknya ke Kinerja Ekspor

Rabu, 19 Juni 2024 | 12:03 WIB
KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan Surplus 2,93 Miliar Dolar AS pada Mei 2024

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya