Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

APBN Lebih Banyak untuk Rapat dan Dinas, DPR Dorong Wellbeing Budget

A+
A-
2
A+
A-
2
APBN Lebih Banyak untuk Rapat dan Dinas, DPR Dorong Wellbeing Budget

Ketua DPR Puan Maharani dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2023/2024, Rabu (16/8/2023).

JAKARTA, DDTCNews - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti realisasi belanja negara yang hingga saat ini lebih banyak dinikmati oleh birokrat.

Ketua DPR Puan Maharani mencontohkan dari belanja program stunting senilai Rp10 miliar, hanya senilai Rp2 miliar yang dibelanjakan langsung untuk kelompok penerima manfaat. Senilai Rp8 miliar dari belanja tersebut justru digunakan untuk perjalanan dinas dan rapat-rapat semata.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

"Belanja negara masih perlu ditingkatkan kualitas dan efektifitasnya," kata Puan dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2023/2024, Rabu (16/8/2023).

Menurut Puan, belanja negara pada 2024 dan tahun-tahun yang akan datang harus ditingkatkan kualitasnya. Oleh karenanya kelompok penerima manfaat mendapatkan manfaat langsung dari alokasi anggaran dimaksud. Adapun yang dimaksud kelompok penerima manfaat adalah rakyat.

Guna mendukung upaya ini, Puan mengatakan pemerintah dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) APBN 2024 telah memperkenalkan konsep anggaran berbasis kesejahteraan atau wellbeing budget.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Dengan konsep ini, kinerja APBN dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara langsung. Dengan demikian, alokasi belanja tidak lagi didominasi oleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan birokrasi.

"Anggaran berbasis kesejahteraan menjadi acuan di setiap kementerian dan lembaga (K/L) dalam mengusulkan anggaran di dalam APBN," ujar Puan.

Penggunaan konsep anggaran berbasis kesejahteraan pada APBN tahun depan ditargetkan bisa menjadi landasan dalam penyusunan APBN tahun-tahun yang datang. (sap)

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : Sidang Tahunan MPR, DPR, APBN, Puan Maharani, belanja APBN, wellbeing budget

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 28 Juni 2024 | 11:30 WIB
APBN 2024

Penerimaan Bea dan Cukai Tembus Rp109 Triliun, Turun 7,8 Persen

Kamis, 27 Juni 2024 | 11:07 WIB
APBN KITA

Pendapatan Negara Masih Turun, Sri Mulyani: Kita Terus Waspadai

Rabu, 26 Juni 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Perluas Basis Pajak pada 2025, Komisi XI Ingatkan Pemerintah Soal Ini

Selasa, 25 Juni 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN CUKAI

Soal Kebijakan Tarif Cukai Rokok 2025, BKF: Sedang Kami Konsolidasikan

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya