Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Bank Dunia: Ekonomi Global Resesi Terdalam, Indonesia Hanya Tumbuh 0%

A+
A-
6
A+
A-
6
Bank Dunia: Ekonomi Global Resesi Terdalam, Indonesia Hanya Tumbuh 0%

Kendaraan yang akan menyeberang ke Sumatera melewati jembatan penghubung masuk ke kapal ferry di Dermaga I Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (28/5/2020). Menurut data PT ASDP dalam dua hari terakhir tercatat hanya ada 298 orang dan 679 kendaraan yang menyeberang atau turun 97% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww)
 

JAKARTA, DDTCNews - Bank Dunia memproyeksikan ekonomi dunia tahun ini akan mengalami resesi yang parah, bahkan yang terdalam sejak Perang Dunia II berakhir tahun 1945.

Dalam laporannya bertajuk Global Economic Prospects, Bank Dunia menyebut ekonomi global bakal kontraksi hingga 5,2% tahun ini. Hal itu disebabkan guncangan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus Corona.

"Ini akan menjadi resesi global terdalam sejak Perang Dunia II, dan hampir tiga kali lebih curam dari resesi global 2009," bunyi laporan tersebut, seperti dikutip Selasa (9/6/2020).

Baca Juga: Wah! Staf Ahli Sri Mulyani Terpilih Jadi Executive Director World Bank

Laporan itu juga menyebut aktivitas ekonomi di berbagai negara maju bakal terkontraksi hingga 7% tahun ini lantaran anjloknya permintaan, gangguan pada rantai pasok perdagangan, serta tekanan pada pasar keuangan di dalam negeri.

Amerika Serikat, misalnya, yang pertumbuhan ekonominya diperkirakan terkontraksi 6,1%, sedangkan China hanya tumbuh 1%.

Menurut laporan tersebut, aktivitas ekonomi di seluruh negara Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia, diperkirakan akan terkontraksi 1,2% tahun ini sebelum rebound hingga 5,4% pada 2021.

Baca Juga: World Bank Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Jadi 3,7%

Kontraksi terdalam misalnya, terjadi di Malaysia yang terkontraksi 3,1%, Filipina minus 1,9%, dan Thailand minus 5%.

Untuk Indonesia, laporan itu memproyeksikan ekonomi tahun ini akan tumbuh 0%. Kondisi akan mulai membaik pada 2021, karena pertumbuhan ekonomi diramal sebesar 4,8%.

Pasar dan ekonomi negara berkembang (EMDEs) juga diproyeksi terkontraksi 2,5% pada 2020. Menurut Bank Dunia, kontraksi itu menjadi yang pertama pada EMDEs sebagai sebuah kelompok, setidaknya dalam 60 tahun terakhir.

Baca Juga: Lagi, World Bank Beri Utang ke Indonesia Sekitar Rp11,4 triliun

"Dengan lebih dari 90% EMDEs diperkirakan mengalami kontraksi dalam pendapatan per kapita tahun ini, jutaan orang kemungkinan besar akan jatuh kembali ke dalam jurang kemiskinan," bunyi laporan tersebut.

Bank Dunia menilai EMDEs sebagai kelompok negara yang rentan sehingga perlu memberi lebih banyak perhatian pada kebijakan ekonomi untuk mengurangi dampak pandemi dan melindungi kelompok rentan.

Kemudian juga untuk meningkatkan kapasitas negara guna mencegah dan mengatasinya hal serupa di masa depan.

Baca Juga: World Bank Beri Utang Indonesia Sekitar Rp5,6 Triliun

Sejalan dengan itu, sambung laporan tersebut, negara berkembang juga harus memperkuat sistem kesehatan publik sekaligus jaring keamanan sosial. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : bank dunia, pertumbuhan ekonomi global, resesi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 24 Oktober 2019 | 16:01 WIB
EODB 2020

World Bank Rilis Peringkat Kemudahan Berusaha 2020, Ini Hasilnya

Senin, 10 Juni 2019 | 15:18 WIB
REFORMASI PERPAJAKAN

Sri Mulyani Bertemu Presiden Bank Dunia di Jepang, Apa yang Dibahas?

Jum'at, 12 April 2019 | 11:51 WIB
PEREKONOMIAN GLOBAL

Ini Harapan Sri Mulyani untuk Presiden Bank Dunia Terpilih

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya