Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Efek Puasa dan Lebaran, BPS Catat Inflasi April 2023 Sebesar 4,33%

A+
A-
0
A+
A-
0
Efek Puasa dan Lebaran, BPS Catat Inflasi April 2023 Sebesar 4,33%

Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2023 secara tahunan sebesar 4,33%.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan tingkat inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 4,97% walaupun ada momentum bulan puasa dan Lebaran. Menurutnya, inflasi ini di antaranya disebabkan kenaikan harga bensin, beras, dan rokok kretek filter.

"Secara garis besar bahwa inflasi di periode Ramadan dan Lebaran ini lebih rendah dari tahun lalu," katanya, Selasa (2/5/2023).

Baca Juga: Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

Margo mengatakan berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi yaitu sebesar 11,96% dan memberikan andil sebesar 1,45% terhadap inflasi umum.

Inflasi yang tinggi juga terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 4,58% dengan andil terhadap inflasi 1,2%. Selain itu, kelompok pengeluaran perubahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi 2,53% dan adil terhadap inflasi 0,49%.

Meski demikian, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,25% dengan andil terhadap inflasi 0,01%.

Baca Juga: Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Dia menyebut seluruh kota di Indonesia mengalami inflasi pada April 2023. Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 6,75%, sedangkan inflasi terendah tercatat di Pangkal Pinang sebesar 2,78%.

Berdasarkan komponennya, Margo menjelaskan komponen harga yang diatur pemerintah pada April 2023 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 10,32% dengan andil terhadap inflasi 1,85%. Inflasi komponen harga diatur pemerintah masih tinggi didorong kenaikan harga bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, serta tarif angkutan dalam kota.

Kemudian, inflasi tahunan komponen harga bergejolak tercatat sebesar 3,74%. Angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,83%.

Baca Juga: Asumsi Makro APBN 2025 Disepakati, Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,1-5,5%

"Komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi kepada inflasi bulan April sebesar 0,64%." ujarnya.

Sementara itu, komponen inti mengalami inflasi sebesar 2,83% dengan andil terhadap inflasi 1,92%. Inflasi pada komponen inti ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 2,94%.

Margo menambahkan secara historis momen hari besar keagamaan seperti Lebaran memang berpengaruh terhadap peningkatan permintaan barang dan jasa serta perubahan harga di tingkat konsumen. Inflasi bulanan sebesar 0,33% pada April 2023 juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,18%.

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Meski demikian, tingkat inflasi bulanan April 2023 lebih rendah dibandingkan dengan April 2022 yang sebesar 0,95%.

Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa hal di antaranya pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga, ditopang dengan aktivitas panen sepanjang Maret dan April 2023. Hal ini tercermin dari deflasi pada komoditas cabai merah dan cabai rawit yang bisa meredam inflasi umum pada April 2023.

"Kemudian, andil inflasi beberapa komoditas pangan juga relatif rendah dibandingkan dengan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya," imbuhnya. (sap)

Baca Juga: Percepat Penurunan Kemiskinan, Pemerintah Jamin Pengendalian Inflasi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : inflasi, deflasi, minyak goreng, perekonomian nasional, PDB, pertumbuhan ekonomi, bensin, Ramadan, Lebaran

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 03 Juni 2024 | 12:00 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Setelah Lebaran, BPS Catat Inflasi Turun Jadi 2,84 Persen

Sabtu, 01 Juni 2024 | 08:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hadapi Risiko Inflasi, Pemda Perlu Antisipasi Ketersediaan Komoditas

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan 5,1-5,5 Persen

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya