Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Gas Rumah Kaca Turun 118,2 Juta Ton di 2022, Mayoritas Sektor Energi

A+
A-
0
A+
A-
0
Gas Rumah Kaca Turun 118,2 Juta Ton di 2022, Mayoritas Sektor Energi

Mahasiswa memainkan papan permainan Emisi pada kegiatan workshop edukasi solusi iklim di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (14/10/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/hp.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian ESDM mencatat realisasi penurunan gas rumah kaca pada 2022 mampu mencapai 118,2 juta ton CO2, lebih tinggi dari target penurunan emisi yang ditetapkan yakni sebesar 116 juta ton CO2.

Dengan tercapainya target penurunan gas rumah kaca pada 2022, Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 32% dengan usaha sendiri atau sebesar 41% dengan bantuan dunia internasional. Hal itu sesuai dengan komitmen Indonesia dalam nationally determined contribution (NDC).

"Jadi kita sekarang sudah bonus sekitar 2 juta ton CO2. Kalau bisa, ke depan bonus ini kita ingin kita bisa perdagangkan di pasar karbon, karena we do better than our target. Sejalan dengan komitmen dan ambisi besar Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca," ujar Yudo, dikutip Senin (16/10/2023).

Baca Juga: Ada WK Migas Nganggur, Kontraktor Punya 2 Opsi: Garap atau Kembalikan

Kementerian ESDM mencatat sektor energi memberikan kontribusi besar terhadap penurunan emisi pada tahun lalu, yakni mencapai 91,5 juta ton CO2.

Kontribusi sektor energi dalam penurunan emisi gas rumah kaca tercatat terus meningkat. Pada 2019, penurunan emisi dari sektor energi tercatat mencapai 54,8 juta ton dan naik menjadi 70 juta ton CO2 pada 2021.

Penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor energi timbul berkat aksi efisiensi energi, pemanfaatan energi baru dan terbarukan, penggunaan bahan bakar rendah karbon, serta penggunaan teknologi pembangkit yang lebih bersih.

Baca Juga: Tarif Listrik Diputuskan Tidak Naik Selama Juli-September 2024

Dengan tren ini, Yudo mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. Guna mempercepat tercapai NZE, Yudo mengatakan Indonesia membutuhkan dukungan pendanaan dari komunitas global dalam rangka mendorong transisi energi.

"Selanjutnya adalah teknologi, kita membutuhkan teknologi yang baru, yang lebih efisien, lebih produktif, karena kita juga masih negara berkembang, sehingga diperlukan teknologi yang affordable juga," kata Yudo. (sap)

Baca Juga: Ditolak Peternak, Negara Ini Akhirnya Batal Pajaki Sendawa Sapi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : emisi karbon, gas rumah kaca, penurunan emisi, NDC, ESDM, net zero emission

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Minggu, 03 Maret 2024 | 14:30 WIB
SINGAPURA

ADB Sebut Pungutan Karbon Uni Eropa Tak Akan Tekan Emisi

Selasa, 27 Februari 2024 | 09:45 WIB
KEBIJAKAN ENERGI

Begini Hitung-hitungan Pemerintah Soal Potensi Penyimpanan Karbon RI

Senin, 26 Februari 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN ENERGI

Skema Jual Beli Listrik PLTS Atap Dihapus, Pemerintah Beri Insentif

Jum'at, 23 Februari 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN ENERGI

ESDM: Perlu Insentif Pajak Agar Harga Listrik EBT Lebih Kompetitif

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya