Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Incar Orang-Orang Dekat Putin, Pemeriksaan Otoritas Pajak AS Diperkuat

A+
A-
0
A+
A-
0
Incar Orang-Orang Dekat Putin, Pemeriksaan Otoritas Pajak AS Diperkuat

Ilustrasi.

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Senator AS memandang Unit Investigasi Internal Revenue Service (IRS) perlu diperkuat guna menindak praktik-praktik pengelakan pajak yang dilakukan para oligarki Rusia.

Ketua Komite Keuangan Senat AS Ron Wyden mengatakan Unit Investigasi IRS memiliki peran penting dalam mendeteksi aliran dana gelap oleh orang-orang super kaya Rusia yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Untuk itu, Kongres juga perlu memberikan sumber daya yang cukup bagi unit tersebut guna mendukung pelaksanaan investigasi atas kasus yang kompleks," katanya dikutip dari laman resmi Senat AS, Senin (7/3/2022).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Unit Investigasi IRS membutuhkan anggaran untuk dapat melakukan kajian atas celah hukum dalam sistem pajak AS dan mengetahui apa saja celah yang dimanfaatkan oleh kroni Putin dalam melakukan penghindaran pajak atas aset yang mereka tempatkan di AS.

"Kunci untuk meminta pertanggungjawaban Putin atas invasinya ke Ukraina adalah dengan mengikuti aliran dana dan menguak miliaran dana gelap yang ditempatkan oleh Putin serta kroninya di berbagai negara," ujar Wyden.

Untuk diketahui, Rusia melancarkan invasi atas Ukraina sejak 25 Februari 2022. Sebagai respons atas serangan tersebut, AS dan Uni Eropa mulai menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan orang-orang yang ditengarai dekat dengan Putin.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Kementerian Keuangan AS melalui Office of Foreign Assets Control (OFAC) juga melarang setiap orang AS melakukan transaksi dengan Bank Sentral Rusia, Kementerian Keuangan Rusia, dan SWF milik Rusia seperti Russian National Wealth Fund dan Russian Direct Investment Fund.

Pemerintah AS mengeklaim sanksi tersebut bakal efektif membekukan aset milik Bank Sentral Rusia yang disimpan di AS. (rig)

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : amerika serikat, presiden rusia putin, IRS, pemeriksaan, pajak, pajak internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 10:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Terima LHP dari BPK, Jokowi Kembali Soroti Perizinan yang Masih Rumit

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya