Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Inflasi Sentuh Level Tertinggi Sejak 2017, BI Masih Tahan Suku Bunga

A+
A-
0
A+
A-
0
Inflasi Sentuh Level Tertinggi Sejak 2017, BI Masih Tahan Suku Bunga

Petugas bank menghitung uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) belum berencana untuk meningkatkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) dalam waktu dekat meski inflasi mengalami lonjakan pada bulan lalu.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi pada Juni 2022 lebih didorong oleh kenaikan harga pangan sedangkan inflasi inti masih terjaga rendah.

"Inflasi inti relatif rendah sehingga itu memberikan suatu ruang fleksibilitas bagi kami untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga," ujar Perry dalam rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga: Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Juni 2022 tercatat mencapai 4,35%. Inflasi tahunan pada Juni 2022 merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017.

Inflasi inti tercatat masih terjaga rendah sebesar 2,63%, sedangkan inflasi harga pangan (volatile food) melonjak sebesar 10,07%. Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2022 antara lain cabai merah, cabai rawit, bawang merah, hingga telur ayam ras.

Adapun inflasi atas barang-barang yang harganya diatur pemerintah (administered prices) tercatat mencapai 5,33% berkat subsidi BBM yang digelontorkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Asumsi Makro APBN 2025 Disepakati, Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,1-5,5%

"Kami menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, Bu Menteri Keuangan, dan dukungan dari Banggar DPR RI untuk kenaikan subsidi sehingga ini mendukung pengendalian inflasi dari harga yang diatur pemerintah," ujar Perry.

Ke depan, koordinasi melalui tim pengendali inflasi pusat (TPIP) dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) akan terus diperkuat guna mengendalikan gejolak inflasi. (sap)

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : suku bunga acuan, Bank Indonesia, SBN, bank sentral, bunga kredit, inflasi

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 22 Mei 2024 | 15:05 WIB
KEBIJAKAN MONETER

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan 5,1-5,5 Persen

Kamis, 09 Mei 2024 | 10:00 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Stabilisasi Nilai Tukar, Cadangan Devisa Turun 4,2 Miliar Dolar AS

Rabu, 08 Mei 2024 | 15:45 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Gubernur BI Yakin Rupiah Bakal Kembali Menguat, Ternyata Ini Alasannya

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya