Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ini 4 Aspek Pendorong Perubahan Lanskap Pajak Global

A+
A-
1
A+
A-
1
Ini 4 Aspek Pendorong Perubahan Lanskap Pajak Global

Direktur Perpajakan Internasional John Hutagaol saat memberikan paparan dalam seminar bertajuk 'Perubahan Lanskap Pajak Global dan Implikasinya di Indonesia’ yang diadakan di Kampus STIE YKPN Yogyakarta, Kamis (11/4/2019).

YOGYAKARTA, DDTCNews – Lanskap pajak global mengalami perubahan cukup cepat. Hal ini berdampak pula pada perkembangan pajak di dalam negeri.

Hal ini diungkapkan Direktur Perpajakan Internasional John Hutagaol dalam seminar bertajuk ‘Perubahan Lanskap Pajak Global dan Implikasinya di Indonesia’ yang diadakan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta, Kamis (11/4/2019).

Menurutnya, ada empat aspek yang mendorong perubahan lanskap pajak. Pertama, information, communication, & technology (ICT). Kedua, globalisasi. Ketiga, underground economy. Keempat, Pertumbuhan ekonomi global.

Baca Juga: Pengesahan RUU PPN PMSE Jadi Prioritas Parlemen Filipina

Dari keempat aspek tersebut, ICT menjadi faktor yang memiliki dampak paling besar. Perkembangan ICT telah mengubah berbagai proses bisnis dengan alasan efisiensi. Perkembangan ICT berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi digital yang akhir-akhir ini menyisakan permasalahan terkait perlakuan perpajakannya.

“Permasalahan itu bagaimana cara meng-capture dan membagi [bagian pajak] jika itu cross border,” katanya.

Selanjutnya, terkait dengan aspek globalisasi, perubahan lanskap pajak global didorong adanya kompetisi untuk mendapatkan aliran masuk arus investasi. Langkah ini biasa diambil dengan berlomba-lomba memangkas tarif pajak (race to the bottom). Selain itu, globalisasi juga membuka risiko double taxation.

Baca Juga: Kanada Berlakukan Pajak Digital, AS Siapkan Retaliasi

Selain itu, underground economy juga turut berdampak pada arah lanskap pajak. Underground economy ini mencakup aktivitas legal maupun ilegal, tapi tidak tercatat dalam sistem pajak. Aktivitas underground economy ini berkorelasi pada tingkat kepatuhan wajib pajak yang rendah.

Sementara untuk aspek pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) dunia, John mengatakan ada tiga wilayah yang paling berpengaruh. Ketiga wilayah ini adalah Amerika Serikat, China, Uni Eropa, dan Jepang. Perkembangan ekonomi keempat wilayah ini berpengaruh pada lanskap pajak. (kaw)

Baca Juga: DJP Kumpulkan Rp3,25 Triliun dari Pemungut PPN PMSE Hingga Mei 2024

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : lanskap pajak global, digital, underground economy, globalisasi

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya