Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Negara Tetangga Ini Bakal Terapkan e-Faktur Mulai Agustus 2024

A+
A-
1
A+
A-
1
Negara Tetangga Ini Bakal Terapkan e-Faktur Mulai Agustus 2024

Ilustrasi.

KUALA LUMPUR, DDTCNews – Pemerintah Malaysia berencana untuk menerapkan faktur pajak elektronik (e-faktur) mulai Agustus 2024. Rencana tersebut disampaikan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim saat membacakan APBN 2024.

Wakil Menteri Keuangan I Datuk Seri Ahmad Maslan mengatakan penerapan e-faktur menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mengatasi kebocoran penerimaan. Harapannya, e-faktur juga dapat mengatasi persoalan shadow economy.

"Bagaimana kita mengurangi shadow economy? Kami melakukannya dengan memperkenalkan e-faktur, sebagaimana diumumkan pada pidato APBN 2024," katanya, Rabu (18/10/2023).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Ahmad optimistis penerimaan negara dapat lebih optimal seiring dengan diterapkannya e-faktur. Dia menyebut implementasi e-faktur juga akan meningkatkan efisiensi administrasi perpajakan sehingga turut meningkatkan kepatuhan pajak.

Dia menilai implementasi e-faktur menjadi kian penting karena pemerintah belum dapat menerapkan kembali pajak barang dan jasa (goods and services tax/GST) atau PPN.

Menurutnya, penerapan PPN diperkirakan dapat mengurangi shadow economy hingga 10%. Namun, pemerintah belum berencana menerapkan kembali PPN untuk menggantikan pajak penjualan dan jasa (sales and service tax/SST) pada tahun depan.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Seperti dilansir malaymail.com, PDB shadow economy di Malaysia diperkirakan mencapai 30,2% pada 2000-2009. Namun, pada 2010 hingga 2019, PDB shadow economy telah berkurang menjadi 21,2% karena PPN sempat diterapkan pada 2015 hingga 2018.

Implementasi e-faktur menjadi salah satu arah kebijakan pajak yang diusung pemerintah pada 2024. Selain itu, pemerintah juga akan menaikkan tarif SST dari 6% menjadi 8%, mengenakan pajak capital gain yang didasarkan pada laba bersih dengan tarif 10% mulai 1 Maret 2024, serta mengenakan PPnBM dengan tarif 5% hingga 10%. (rig)

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : malaysia, pajak, pajak internasional, shadow economy, e-faktur, penerimaan pajak

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya