Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pajak Uang Lembur Karyawan Bisa Ditanggung Pemerintah, Sudah Tahu?

A+
A-
8
A+
A-
8
Pajak Uang Lembur Karyawan Bisa Ditanggung Pemerintah, Sudah Tahu?

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Uang lembur yang diterima karyawan bisa dimasukkan dalam penghasilan yang atas PPh Pasal 21-nya ditanggung pemerintah (DTP). PPh Pasal 21 DTP merupakan insentif untuk karyawan pada sejumlah sektor usaha yang terdampak pandemi Covid-19.

Ketentuan ini ditegaskan oleh Ditjen Pajak dalam Frequently Asked Question (FAQ) terkait insentif pajak dalam Peraturan Menteri Keuangan No.23/2020 yang dipublikasikan dalam laman DJP Tanggap Covid-19. Baca artikel ‘DJP Rilis FAQ Soal Kebijakan Pajak di PMK 23/2020 dan Perpu 1/2020’.

DJP mengatakan berdasarkan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) PMK No.23/2020, fasilitas PPh Pasal 21 DTP diberikan kepada pegawai atau karyawan yang pada masa pajak bersangkutan menerima penghasilan bruto yang bersifat tetap dan teratur yang disetahunkan tidak lebih dari Rp200 juta.

Baca Juga: Mulai Hari Ini! Warga Kota Bekasi, Ada Diskon Pajak PBB-P2 hingga 10%

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak No.PER-16/PJ/2016 disebutkan penghasilan pegawai tetap yang bersifat teratur adalah penghasilan bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan, dan imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi kerja, termasuk uang lembur.

“Penghasilan berupa uang lembur termasuk dalam pengertian penghasilan yang diterima secara teratur sehingga PPh Pasal 21 atas uang lembur termasuk PPh Pasal 21 DTP berdasarkan PMK No.23/2020,” demikian penegasan dari DJP dalam FAQ tersebut. Simak artikel ‘Penghitungan PPh Pasal 21 DTP Karyawan yang Dapat Tunjangan Pajak’.

Sebagai perbandingan, yang dimaksud dengan penghasilan pegawai tetap yang bersifat tidak teratur, sesuai PER-16/PJ/2016, adalah penghasilan bagi pegawai tetap selain penghasilan yang bersifat teratur.

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Penghasilan tidak teratur diterima sekali dalam satu tahun atau periode lainnya. Contoh penghasilan tidak teratur antara lain berupa bonus, tunjangan hari raya (THR), jasa produksi, tantiem, gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun.

Oleh karena itu, PPh Pasal 21 atas THR tidak termasuk dalam pajak yang ditanggung pemerintah dalam skema insentif untuk karyawan pada 440 sektor usaha yang terdampak pandemi virus Corona. Simak artikel ‘Pajak atas THR Tidak Ditanggung Pemerintah, Ini Contoh Penghitungannya’.

“Penghasilan berupa THR atau bonus termasuk dalam pengertian penghasilan tidak teratur sehingga PPh Pasal 21 atas THR atau bonus tidak termasuk PPh Pasal 21 DTP berdasarkan PMK No.23/2020,” demikian penegasan DJP. (kaw)

Baca Juga: Pelaku Usaha Kesehatan Perlu Didorong Manfaatkan Supertax Deduction

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : virus Corona, insentif pajak, PMK 23/2020, PPh karyawan, uang lembur, THR, bonus

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 21 Juni 2024 | 10:30 WIB
PROVINSI DKI JAKARTA

WP Perlu Mutakhirkan NIK, Bapenda DKI: Agar Insentif PBB Tepat Sasaran

Jum'at, 21 Juni 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Penempatan DHE SDA dengan Insentif Pajak, Begini Realisasinya

Senin, 17 Juni 2024 | 08:00 WIB
PMK 28/2024

Ada Tax Holiday, DJP Ajak WPDN dan SPLN Pindahkan Kantor ke IKN

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Senin, 08 Juli 2024 | 14:11 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP: 360 Derajat, Wajib Pajak Dapat Dilihat dari Berbagai Sisi

Senin, 08 Juli 2024 | 14:00 WIB
KEPATUHAN PAJAK

Jualan Online-Reseller, Hitung Pajak Pakai Pembukuan atau Pencatatan?