Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Parlemen Hungaria Tolak Ketentuan Perpajakan dalam Pilar 2 OECD

A+
A-
0
A+
A-
0
Parlemen Hungaria Tolak Ketentuan Perpajakan dalam Pilar 2 OECD

Ilustrasi. Suasana upacara pelantikan presiden di Kossuth Square di Budapes, Hungaria, Sabtu (14/5/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Bernadett Szabo/AWW/djo

BUDAPEST, DDTCNews – Rencana untuk mengadopsi proposal pajak minimum global atau Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE) agaknya batal terealisasi lantaran mayoritas anggota Parlemen Hungaria menolak proposal tersebut OECD.

Dalam pengambilan suara yang digelar parlemen, sebanyak 118 anggota menyatakan menolak adopsi Pilar 2. Proposal Pilar 2 dinilai masih belum diperlukan di tengah tingginya inflasi dan krisis ekonomi akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

"Pilar 2 akan menghapuskan kompetisi pajak dan menghambat pembangunan di negara-negara seperti Hungaria," ujar Menteri Dalam Negeri Hungaria Andras Tallai dalam sidang di parlemen, dikutip pada Minggu (26/6/2022).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Pada Pilar 2, negara-negara anggota Inclusive Framework telah menyetujui tarif pajak korporasi minimum global sebesar 15%. Tarif tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pajak korporasi di Hungaria sebesar 9%.

Hasil pengambilan suara parlemen juga sejalan dengan keinginan pemerintah yang juga menolak proposal Pilar 2 tersebut. Meski demikian, pihak oposisi memandang penolakan adopsi Pilar 2 oleh petahana justru terkesan ‘melindungi’ perusahaan asing.

"Dengan menolak Pilar 2, pemerintah telah memihak pada korporasi multinasional," ujar anggota parlemen dari partai oposisi Ferenc David seperti dilansir dailynewshungary.com.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Sementara itu, Fidesz selaku partai petahana bersikukuh pajak korporasi minimum global berpotensi menimbulkan beban pajak berganda bagi korporasi.

"Pajak berganda akan menimbulkan beban yang serius baik pada masa damai maupun pada masa perang seperti saat ini," tulis Fidesz dalam keterangan resmi.

Fidesz menekankan perekonomian Hungaria harus terus tumbuh untuk menciptakan lapangan kerja. Pemangkasan tarif pajak dan pemberian kemudahan investasi merupakan langkah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. (rig)

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : hungaria, pajak, pajak internasional, oecd, pilar 2, pajak digital, peraturan pajak

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya