Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pemerintah Klaim Harga Beras Bakal Turun Pertengahan Bulan Ini

A+
A-
1
A+
A-
1
Pemerintah Klaim Harga Beras Bakal Turun Pertengahan Bulan Ini

Ilustrasi. Pedagang menata karung berisi beras sebelum dijual di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (1/3/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimistis tren harga beras di tingkat konsumen akhir bakal turun dalam waktu 2 hingga 3 pekan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras akan segera turun sejalan dengan penurunan harga gabah kering panen (GKP) di level petani. Saat ini, harga GKP sedang mengalami penurunan secara bertahap sejak pekan kedua Februari 2024.

"Saat ini, harga gabah kering panen di tingkat petani sudah sekitar Rp7.100 per kilogram. Artinya, jika harga gabah itu sudah turun dari Rp8.600 ke Rp7.100 per kilogram dalam 2 - 3 pekan maka harga beras akan terkoreksi signifikan," katanya, dikutip pada Minggu (3/3/2024).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Dalam beberapa waktu terakhir ini, harga beras tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan adanya defisit stok beras dalam 8 bulan terakhir serta kenaikan ongkos produksi seperti biaya pupuk, benih, sewa lahan, upah pekerja, dan lain-lain.

"Kalau lihat, tahun 2023 surplus hanya 340.000 ton, sedangkan kebutuhan nasional itu 2,5-2,6 juta ton per bulan. Pada saat produksi demikian, persaingan mendapatkan GKP itu berebut di tingkat petani," tutur Arief.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), defisit beras pada Januari dan Februari 2024 mencapai 2,8 juta ton. Akibat hal tersebut, pemerintah mau tidak mau harus mengimpor beras guna mengamankan cadangan beras pemerintah (CBP).

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Guna menjaga stabilitas harga beras, Bapanas telah menetapkan stok beras minimal yang dikelola Perum Bulog adalah sebanyak 1,2 juta ton. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan telah meminta Bulog untuk terus menambah stok hingga 3 juta ton.

Dengan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) yang mumpuni, pemerintah bakal lebih leluasa dalam melakukan intervensi. Namun, penguatan stok CPP harus mengutamakan produksi dalam negeri. (rig)

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : bapanas, harga beras, bulog, stok beras, inflasi, defisit stok beras, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya