Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Penurunan Kemiskinan Jadi Pijakan Indonesia Menuju High Income Country

A+
A-
0
A+
A-
0
Penurunan Kemiskinan Jadi Pijakan Indonesia Menuju High Income Country

Ilustrasi. Gedung Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan memandang penurunan angka kemiskinan akan memberikan dukungan positif terhadap upaya menjadikan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi (high income country).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah menargetkan penurunan angka kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada 2024. Menurutnya, penurunan kemiskinan bakal membuat Indonesia lebih cepat mencapai target menjadi high income country.

"Dalam jangka panjang, penurunan kemiskinan akan menjadi pijakan untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat tren penurunan angka kemiskinan dari September 2022 sebesar 9,57% menjadi 9,36% pada Maret 2023. Saat pandemi Covid-19, angka kemiskinan sempat menyentuh 2 digit.

Angka kemiskinan pada Maret 2023 lebih rendah dibandingkan dengan angka prapandemi per Maret 2019 sebesar 9,41%. Meski demikian, data ini masih di atas titik terendah prapandemi per September 2019 sebesar 9,22%.

Secara akumulatif, sejak Maret 2021 hingga Maret 2023, sebanyak 1,6 juta orang diklaim berhasil keluar dari garis kemiskinan. Secara spasial, tingkat kemiskinan per Maret 2023 menurun, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Pertumbuhan Ekonomi Menguat

Febrio menilai penurunan angka kemiskinan pada Maret 2023 sejalan dengan terus menguatnya aktivitas ekonomi, menurunnya angka pengangguran, serta inflasi yang semakin terkendali.

Selain itu, penyaluran bansos kuartal I/2023 juga efektif dengan realisasi program keluarga harapan (PKH) mencapai 89,3%, sementara kartu sembako mencapai 86,5%.

Pada Maret 2023, pemerintah juga menggulirkan tambahan bantuan pangan beras untuk menjaga akses pangan rumah tangga miskin dan rentan serta menjaga stabilitas harga pangan.

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

"Pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas, dan menjaga stabilitas inflasi guna mengakselerasi penurunan tingkat kemiskinan hingga di bawah level prapandemi," ujar Febrio.

Walaupun angka kemiskinan menurun, tingkat ketimpangan atau rasio gini ternyata masih mengalami kenaikan, terutama di perkotaan. Rasio gini pada Maret 2023 mencapai 0,388 atau lebih tinggi dari September 2022 sebesar 0,381.

Rasio Gini Perkotaan

Di perkotaan, rasio gini naik dari 0,402 pada September 2022 menjadi senilai 0,409 pada Maret 2023. Rasio gini tersebut bahkan lebih ketimbang ketimbang sebelum pandemi Covid-19. Pada September 2019, rasio gini di perkotaan hanya 0,391.

Baca Juga: Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Di perdesaan, rasio gini tercatat 0,313 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rasio gini pada September 2019 sebesar 0,315.

Pada 1 Juli 2023, World Bank melaporkan Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia naik 9,8% dari US$4.170 pada 2021 menjadi US$4.580 pada 2022. Status Indonesia pun kembali naik kelas menjadi upper-middle income country.

World Bank memiliki 4 kategori negara berdasarkan GNI per kapita, yaitu lower income dengan pendapatan kurang dari US$1.135, lower-middle income US$1.136-US$4.465, upper-middle income US$4.466-US$13.845, dan high income lebih dari US$13.845. (rig)

Baca Juga: PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Baca artikel-artikel menarik terkait dengan pajak dan politik di laman khusus Pakpol DDTCNews: Suaramu, Pajakmu.


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kemenkeu, BKF, kemiskinan, high income country, ekonomi, pajak dan politik, pakpol, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya