Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Peraih Nobel Ekonomi Ini Beri Saran Soal Tarif Pajak Minimum Global

A+
A-
1
A+
A-
1
Peraih Nobel Ekonomi Ini Beri Saran Soal Tarif Pajak Minimum Global

Joseph Stiglitz. (foto: siepr.stanford.edu)

ROMA, DDTCNews - Peraih Nobel di bidang ekonomi Joseph Stiglitz memberikan apresiasi atas inisiatif internasional dalam memajaki perusahaan-perusahaan multinasional melalui reformasi sistem pajak.

Stiglitz menilai proposal pajak perusahaan minimum global merupakan terobosan dalam merombak sistem perpajakan internasional. Namun, ia berpandangan tarif sebesar 15% masih terlalu rendah untuk memerangi sisi gelap globalisasi.

"Ini inisiatif yang fantastis. Sistem perpajakan multinasional yang sudah berusia lebih dari 100 tahun tidak cocok untuk sistem ekonomi global abad 21," katanya dalam konferensi ekonomi di Cernobbio, Italia, Selasa (7/9/2021).

Baca Juga: Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Stiglitz menjelaskan pajak minimum untuk perusahaan multinasional bertujuan mencegah terjadinya persaingan tarif pajak antarnegara. Saat ini, banyak negara berlomba-lomba menurunkan tarif pajak perusahaan untuk menarik investasi dari korporasi multinasional.

Namun, ia menekankan tarif 15% yang disodorkan dalam proposal reformasi pajak masih terlalu rendah. Menurutnya, beban pajak perusahaan minimum yang berlaku secara internasional idealnya berada pada angka 25%.

"Saya kira harus 25%, tetapi politik adalah seni berkompromi. Saya harap mereka dapat melakukan setidaknya 20%," tuturnya.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Stiglitz menambahkan prospek konsensus pajak internasional yang dibahas OECD saat ini memiliki modal politik yang kuat. Sebab, negara-negara besar seperti AS, Prancis dan Jerman juga mendukung upaya tersebut.

Dia menilai reformasi perpajakan internasional sudah urgensi mengingat sistem yang berlaku saat ini memberikan banyak celah penyalahgunaan. Negara seperti Irlandia dan Luksemburg merupakan bagian dari sisi gelap globalisasi karena mendorong kompetisi penurunan tarif pajak perusahaan secara global.

"Sistem yang kami miliki sekarang terbuka untuk disalahgunakan dan itulah salah satu alasan mengapa tarif pajak efektif bisa jauh lebih rendah daripada tarif resmi," tuturnya seperti dilansir techxplore.com. (rig)

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : italia, Joseph Stiglitz, nobel di bidang ekonomi, pajak, tarif pajak minimum global, pajak internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 11:30 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Sederet Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)

Senin, 08 Juli 2024 | 11:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya