Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Redam Inflasi, AS Bakal Relaksasi Tarif Bea Masuk Impor dari China

A+
A-
0
A+
A-
0
Redam Inflasi, AS Bakal Relaksasi Tarif Bea Masuk Impor dari China

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara saat Makan Malam Asosiasi Koresponden Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Sabtu (30/4/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Al Drago/WSJ/cfo
 

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan penghapusan beberapa kebijakan bea masuk atas impor produk dari China yang diberlakukan pada era Presiden Donald Trump.

Relaksasi bea masuk atas barang yang diimpor dari China diperlukan untuk menekan inflasi. Adapun inflasi di AS per April 2022 tercatat mencapai 8,3%.

"Kami sedang melihat kebijakan apa yang akan memiliki dampak paling positif," ujar Biden, dikutip Kamis (12/5/2022).

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Biden mengatakan pemerintahannya akan menangani masalah inflasi secara serius agar inflasi tak memberikan dampak terhadap daya beli dan kesejahteraan masyarakat kelas menengah bawah.

Menurutnya, tingginya inflasi disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina. Kedua faktor ini menyebabkan AS mencatatkan inflasi yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Seperti diketahui, era pemerintahan Trump diwarnai dengan perang dagang antara AS dan China. Bea masuk yang tinggi diterapkan oleh Trump untuk meningkatkan pemanfaatan produk domestik AS.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Pada era pemerintahan Biden, AS tercatat masih mempertahankan sebagian besar kebijakan yang diterapkan oleh Trump. China juga tercatat menerapkan bea masuk pembalasan atas beberapa produk AS, khususnya produk pertanian.

AS tercatat mengenakan bea masuk tambahan atas mayoritas barang yang diimpor dari China. Langkah ini membuat harga-harga barang makin mahal mengingat kapasitas produksi industri-industri di AS masih belum mampu memenuhi tingginya permintaan domestik. (sap)

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, bea masuk, bea impor, perang dagang, AS, China, Joe Biden

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Minggu, 07 Juli 2024 | 17:30 WIB
IBU KOTA NUSANTARA

Jokowi Klaim IKN Bakal Dukung Sektor Pertanian Daerah Sekitarnya

Minggu, 07 Juli 2024 | 15:30 WIB
UU KUP

Fungsi SPT bagi Wajib Pajak, PKP dan Pemotong Sesuai UU KUP

Minggu, 07 Juli 2024 | 15:00 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Selasa Besok, KY Gelar Seleksi Wawancara Calon Hakim Agung Pajak

Minggu, 07 Juli 2024 | 14:30 WIB
KP2KP BINTUHAN

Kumpulkan Data Pengusaha, Petugas Pajak Kunjungi Dinas Pariwisata

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya