Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Resmi! Subsidi Bunga/Margin untuk UMKM Diperpanjang Hingga Desember

A+
A-
3
A+
A-
3
Resmi! Subsidi Bunga/Margin untuk UMKM Diperpanjang Hingga Desember

Tampilan awal salinan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 150/2021.

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperpanjang pemberian subsidi bunga/margin hingga 31 Desember 2021 seiring dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan No. 150/2021.

Subsidi bunga/margin dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut diberikan kepada debitur perbankan, debitur perusahaan pembiayaan, dan debitur lembaga penyalur kredit program pemerintah yang memenuhi persyaratan sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Untuk tahun 2021, diberikan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2021 dan paling lama sampai dengan 31 Desember 2021," bunyi Pasal 8, Ayat (1) huruf b PMK 150/2021, Selasa (2/11/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Pemerintah menjelaskan pemberian subsidi bunga/margin bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan ekonomi debitur sebagai bagian dari upaya mendukung program PEN. Anggaran subsidi bunga/margin bersumber dari APBN.

Untuk debitur perbankan dan perusahaan pembiayaan, syarat memperoleh subsidi bunga/margin yakni merupakan UMKM, koperasi, dan/atau debitur lainnya dengan plafon kredit/pembiayaan paling tinggi Rp10 miliar.

Kemudian, debitur tersebut juga harus memiliki baki debet kredit/pembiayaan sampai dengan tanggal 29 Februari 2020, serta memiliki kategori performing loan lancar (kolektibilitas 1 atau 2) dihitung per 29 Februari 2020.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Untuk debitur lembaga penyalur program kredit pemerintah, syarat memperoleh subsidi bunga/margin antara lain merupakan UMKM dengan plafon kredit/pembiayaan paling tinggi Rp10 miliar, memiliki baki debet kredit/pembiayaan sampai dengan 29 Februari 2020; dan memiliki performing loan lancar (kolektibilitas 1 atau 2) dihitung per 29 Februari 2020.

Subsidi bunga/margin juga diberikan kepada debitur lainnya yang merupakan debitur kredit pemilikan rumah (KPR) sampai dengan tipe 70; dan debitur kredit kendaraan bermotor untuk usaha produktif, termasuk yang digunakan untuk ojek dan/atau usaha informal.

Apabila debitur tersebut memiliki akad kredit/pembiayaan di atas Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar maka harus memperoleh restrukturisasi dari penyalur kredit/pembiayaan.

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

"Debitur yang memiliki plafon kredit/pembiayaan kumulatif melebihi Rp10 miliar, tidak dapat memperoleh subsidi bunga/subsidi margin," bunyi PMK tersebut.

Bagi debitur yang memiliki beberapa akad kredit/pembiayaan secara kumulatif tidak melebihi plafon kredit/pembiayaan sampai dengan Rp500 juta, subsidi bunga/margin diberikan untuk paling banyak 2 akad kedit/pembiayaan yang memiliki baki debet paling besar.

Untuk debitur yang memiliki beberapa akad kredit/pembiayaan secara kumulatif dengan plafon kredit atau pembiayaan lebih dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar, subsidi diberikan untuk paling banyak 1 akad kredit/pembiayaan yang memiliki baki debet paling besar.

Baca Juga: Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Dalam hal akad kredit/pembiayaan yang diberikan subsidi bunga/margin memiliki nilai sampai dengan Rp500 juta, akad kredit/pembiayaan tersebut tidak harus memperoleh restrukturisasi dari penyalur kredit/pembiayaan.

Mengenai besaran subsidi bunga/margin, PMK 150/2021 memerinci debitur pada lembaga penyalur program kredit pemerintah dengan plafon kredit/pembiayaan sampai dengan Rp10 juta diberikan subsidi bunga/margin sebesar bunga/margin yang dibebankan kepada debitur paling tinggi 25% selama 12 bulan, efektif per tahun atau disesuaikan dengan suku bunga/margin flat/anuitas yang setara.

Kemudian, debitur dengan plafon kredit/pembiayaan di atas Rp10 juta sampai dengan Rp500 juta, diberikan subsidi bunga/margin paling tinggi 3% selama 12 bulan, efektif per tahun atau disesuaikan dengan suku bunga/margin flat/anuitas yang setara.

Baca Juga: Jualan Online-Reseller, Hitung Pajak Pakai Pembukuan atau Pencatatan?

Pada debitur dengan plafon kredit/pembiayaan lebih dari Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar, diberikan subsidi bunga/margin paling tinggi 1,5% selama 12 bulan efektif per tahun atau disesuaikan dengan suku bunga/margin flat/anuitas yang setara.

Sementara itu, pada debitur perbankan atau perusahaan pembiayaan yang memiliki plafon kredit/pembiayaan kurang dari atau sama dengan Rp500 juta diberikan subsidi bunga/margin paling tinggi 3% selama 12 bulan efektif per tahun atau disesuaikan dengan suku bunga/margin flat/anuitas yang setara.

Adapun pada debitur dengan plafon kredit/pembiayaan lebih dari Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar diberikan subsidi bunga/margin selama 12 bulan paling tinggi 1,5% efektif per tahun atau disesuaikan dengan suku bunga/margin flat/anuitas yang setara.

Baca Juga: PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

"Peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan [pada 26 Oktober 2021]," bunyi Pasal 37 PMK 150/2021. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pmk 150/2021, subsidi margin, subsidi bunga, UMKM, menkeu sri mulyani, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya