Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Sederet Agenda Prioritas Indonesia sebagai Presidensi G-20

A+
A-
1
A+
A-
1
Sederet Agenda Prioritas Indonesia sebagai Presidensi G-20

Ilustrasi. Gedung Kementerian Keuangan. (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews - Indonesia resmi menerima estafet keketuaan atau presidensi G-20 dari Italia pada 2022. Berbagai agenda prioritas, terutama dalam bidang ekonomi, siap dilaksanakan pemerintah.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu menilai forum G-20 memiliki kontribusi besar dalam menangani masalah ekonomi berbagai wilayah di dunia, terutama dari tekanan pandemi Covid-19.

Dengan menjadi presidensi, lanjutnya, Indonesia memiliki tanggung jawab memastikan tercapainya diskusi yang mencerminkan urgensi besar dunia, sekaligus berupaya menghasilkan solusi nyata untuk mengatasi tantangan tersebut.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

"Kami akan memastikan arah diskusi mampu mengkatalisasi kerja sama antar negara sehingga terjadi pemulihan [ekonomi] yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan," katanya dalam keterangan resmi, Senin (1/11/2021).

Febrio mengatakan G-20 harus menjadi prime mover untuk membantu negara-negara di dunia keluar dari tekanan pandemi dengan menjadi bagian dari solusi mengatasi kesenjangan akses dan kecepatan vaksinasi.

G-20 juga perlu mendorong kerja sama pemulihan ekonomi guna mewujudkan tata kelola ekonomi dunia yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Sebab, beban yang jauh lebih besar akibat pandemi justru ditanggung oleh penduduk yang berada di negara berkembang.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Menjawab kebutuhan global tersebut, lanjut Febrio, pemerintah memiliki agenda-agenda prioritas, baik pada jalur Sherpa maupun jalur keuangan yang lebih fokus pada isu ekonomi dan keuangan internasional.

Agenda prioritas pada jalur keuangan yang diusulkan Indonesia tersebut di antaranya akan fokus pada penanganan isu-isu global terkini seperti exit policy.

Dalam agenda tersebut, pemerintah akan mengadakan diskusi mendalam terkait dengan peningkatan pengawasan dan pemantauan risiko global. Kebijakan smooth exit strategy akan dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi masing-masing negara yang berbeda-beda.

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Indonesia juga akan merumuskan rancangan strategi terukur untuk menarik kembali stimulus fiskal dan moneter di masa pandemi secara bertahap serta disesuaikan dengan perkembangan dan kecepatan pemulihan antar negara.

“Pengembangan pilihan kebijakan dalam mengatasi masalah neraca sektor publik dan swasta juga akan terus dilakukan,” tutur Febrio.

Agenda lainnya adalah mengatasi isu scarring effect yang dapat menghambat potensi pertumbuhan pada jangka menengah-panjang. Indonesia mendorong realokasi tenaga kerja untuk mengatasi isu pengangguran serta peningkatan kreativitas dan produktivitas.

Baca Juga: Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Dalam mengatasi scarring effect, sambung Febrio, perlu adanya keseimbangan melalui upaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga laju pertumbuhan, dan tetap waspada mencegah terjadinya kembali lonjakan kasus Covid-19 dan mutasi virus.

"Realokasi modal juga akan diupayakan sebagai langkah untuk mengatasi permasalahan stagnansi tingkat produksi dan operasional, untuk mendukung pertumbuhan investasi," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan inklusi digital dan mengatasi kesenjangan digital, serta membuat kebijakan yang efektif untuk menangani berbagai isu struktural seperti potensi penurunan output jangka menengah dan panjang serta isu ketenagakerjaan.

Baca Juga: PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Sementara itu, agenda legacy pada jalur keuangan akan senantiasa dijaga dan dilanjutkan. Dukungan global untuk semua negara rentan yang paling terdampak pandemi Covid-19 dilakukan melalui Special Drawing Rights (SDR) Allocation, fasilitas pembiayaan Multilateral Development Banks (MDBs), agenda restrukturisasi utang, dan dukungan lainnya.

"Percepatan investasi di bidang infrastruktur, khususnya pascapandemi, juga akan diupayakan termasuk melalui transformasi infrastruktur digital dan peningkatan investasi swasta," tutur Febrio.

Terakhir, mendorong pengelolaan keuangan secara berkelanjutan dengan adil dan terjangkau guna mempercepat pemulihan ekonomi yang ramah lingkungan melalui pembiayaan berkelanjutan dan potensi pengembangan nilai ekonomi karbon (carbon pricing).

Baca Juga: Terima LHP dari BPK, Jokowi Kembali Soroti Perizinan yang Masih Rumit

Regulasi keuangan untuk pengembangan sistem keuangan digital juga perlu terus diperkuat posisinya. Nanti, ruang diskusi akan menekankan pada dampak inovasi digital, yang tidak hanya berfokus pada manfaat, tetapi juga potensi risiko yang muncul. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : BKF, Kemenkeu, presidensi g20, ekonomi global, pandemi covid-19, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Sistem INSW, Interaksi Pelaku Usaha dan Petugas Jadi Sederhana

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya