Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Sempat Tiarap, Investasi Sektor Usaha Sekunder Kini Mulai Tumbuh

A+
A-
0
A+
A-
0
Sempat Tiarap, Investasi Sektor Usaha Sekunder Kini Mulai Tumbuh

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz)

JAKARTA, DDTCNews – Realisasi investasi pada sektor usaha sekunder seperti industri pengolahan dan konstruksi sepanjang 2020 akhirnya mampu tumbuh setelah sempat merosot sejak 2016 hingga 2019.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan nilai realisasi investasi sektor sekunder tahun lalu tercatat Rp272,9 triliun, naik 26% dari realisasi tahun sebelumnya Rp216 triliun.

"Jadi pemerintah sekarang ini mendorong industri bernilai tambah sehingga di luar Jawa lebih banyak investasi sektor industri seperti di Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sumatera. Itu semua industri, bukan gedung," katanya, Senin (25/1/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Bahlil menilai peningkatan investasi di sektor sekunder tersebut berpotensi mendorong kinerja ekspor lebih baik lagi. Dia meyakini hal itu akan memperbaiki kinerja neraca perdagangan yang cenderung defisit pada situasi normal sebelum pandemi Covid-19.

"Contohnya sekarang Indonesia ekspor stainless steel dari Sulawesi, neraca dagang kita kurang lebih US$8 miliar—US$8,5 miliar tahun ini untuk ekspor kita. Jadi luar biasa kita dorong hilirisasi SDA guna mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi kita," ujar Bahlil.

Tren investasi pada sektor sekunder sepanjang 2016 hingga 2019 memang mengalami penurunan. Pada 2016, investasi pada sektor sekunder mencapai Rp335,8 triliun atau 54,8% dari total realisasi investasi kala itu yang sebesar Rp612,8 triliun.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Dalam perjalanannya, kinerja investasi sektor sekunder terus merosot. Pada 2019, porsi investasi sektor sekunder hanya Rp216 triliun. Sebaliknya, sektor tersier atau jasa makin dominan dengan nilai investasi mencapai Rp465,4 triliun. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : sektor sekunder, industri pengolahan, bkpm, realisasi investasi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Sistem INSW, Interaksi Pelaku Usaha dan Petugas Jadi Sederhana

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya