Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Sumbangan Kawasan Berikat dan KITE Terhadap Ekspor Capai Rp668 Triliun

A+
A-
0
A+
A-
0
Sumbangan Kawasan Berikat dan KITE Terhadap Ekspor Capai Rp668 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi video, Rabu (25/8/2021).

JAKARTA, DDTCNews - Perusahaan yang berlokasi di kawasan berikat serta yang mendapatkan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) telah kontribusi besar terhadap ekspor dan neraca dagang.

Per 31 Juli 2021, sumbangan perusahaan kawasan berikat dan KITE terhadap kinerja ekspor mencapai Rp668,08 triliun atau 38% dari total ekspor. Adapun rasio ekspor-impor dari perusahaan kawasan berikat dan KITE mencapai 2,87.

"Kawasan ini memang mengimpor bahan baku tetapi rasio ekspor terhadap impor 2,87. Artinya kalau dia impor 1 maka dia ekspornya 2,87 kalinya. Jadi ada nilai tambah yang terjadi di dalam negeri," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu (25/8/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Dengan catatan rasio ekspor terhadap impor mencapai 2,87 tersebut, lanjut menteri keuangan, kawasan berikat dan KITE bisa dikatakan memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja neraca dagang Indonesia.

Kinerja ekspor yang menggunakan fasilitas kawasan berikat ataupun KITE tercatat tumbuh hingga 40% sepanjang tahun berjalan ini. Dari capaian tersebut, Sri Mulyani berharap dapat memberikan sinyal positif terhadap perkembangan industri dalam negeri yang berorientasi ekspor.

Sementara itu, produk yang berkontribusi paling besar terhadap ekspor melalui fasilitas kawasan berikat dan KITE adalah produk minyak goreng kelapa sawit. Tercatat, ekspor minyak goreng mencapai US$10,31 miliar.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Untuk diketahui, neraca dagang Indonesia per Juli 2021 secara kumulatif tercatat mengalami surplus hingga US$14,42 miliar dengan ekspor senilai US$120,57 miliar dan impor mencapai US$106,15 miliar.

Sebagai perbandingan, per Juli tahun lalu, tercatat neraca perdagangan mengalami surplus hingga US$8,65 miliar dengan ekspor senilai US$90,02 miliar dan impor sejumlah US$81,37 miliar. (rig)

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : menteri keuangan sri mulyani, kawasan berikat, ekspor, kite, neraca dagang, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 13:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas Kepabeanan Khusus untuk UMKM, Bisa Perluas Akses Pasar

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya