Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Tingkat Inflasi Melonjak, BBM Diusulkan Bebas Pajak

A+
A-
0
A+
A-
0
Tingkat Inflasi Melonjak, BBM Diusulkan Bebas Pajak

Ilustrasi. 

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Pemerintah AS dan anggota parlemen dari Partai Demokrat mempertimbangkan untuk membebaskan BBM dari pajak.

Rencananya, BBM akan mendapatkan fasilitas pembebasan pajak hingga akhir 2022. Harapannya, fasilitas ini dapat menekan laju inflasi di AS yang mulai melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

"Idenya adalah menangguhkan pajak bahan bakar selama 2022 untuk seluruh konsumen di AS. Saya kira itu hal yang perlu dilakukan," ujar Senator AS dari Partai Demokrat Mark Kelly, dikutip Kamis (17/2/2022).

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Untuk diketahui, tarif pajak atas BBM di AS sesungguhnya hanya sebesar 18,4 sen per galon. Tarif pajak BBM tercatat tidak pernah naik sejak tahun 1993.

Untuk saat ini harga BBM di AS secara rata-rata mencapai US$3,49 per galon. Tepat setahun yang lalu, harga rata-rata tercatat hanya senilai US$2,5 per galon.

Senator AS dari Partai Demokrat mengatakan pembebasan pajak perlu diberikan guna membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

"Kita harus mencari cara untuk menurunkan. Pembebasan pajak ini akan membantu rumah tangga pekerja," ujar Hassan seperti dilansir foxbusiness.com.

Pihak pemerintah pun mengungkapkan akan menggunakan segala cara untuk menurunkan harga bahan bakar. "Kami melihat semua opsi untuk menurunkan harga. Presiden [Joe Biden] telah menyetujui pendistribusian 50 juta barel minyak dari Strategic Petroleum Reserve. Opsi-opsi lainnya masih terus dipertimbangkan," ujar Juru Bicara White House Emilie Simons.

Untuk diketahui, inflasi di AS tercatat mengalami lonjakan dalam beberapa bulan terakhir. Pada Januari 2022 inflasi tercatat mencapai 7,5%, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. (sap)

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, pajak BBM, pajak energi, amandemen konstitusi, PPN, inflasi, AS

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 08 Juli 2024 | 08:07 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

Minggu, 07 Juli 2024 | 17:30 WIB
IBU KOTA NUSANTARA

Jokowi Klaim IKN Bakal Dukung Sektor Pertanian Daerah Sekitarnya

Minggu, 07 Juli 2024 | 17:00 WIB
KPP PRATAMA CURUP

Kegiatan Membangun Sendiri Dilakukan Bertahap, Begini Aturan PPN-nya

Minggu, 07 Juli 2024 | 15:30 WIB
UU KUP

Fungsi SPT bagi Wajib Pajak, PKP dan Pemotong Sesuai UU KUP

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya