Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Akibat Virus Corona, Industri Pariwisata di Ambang Kebangkrutan

A+
A-
0
A+
A-
0
Akibat Virus Corona, Industri Pariwisata di Ambang Kebangkrutan

Ilustrasi.

HANOI, DDTCNews—Otoritas Pariwisata Vietnam meminta pemerintah segera memberikan keringanan pajak dan pengecualian visa guna mengantisipasi kelesuan industri pariwisata belakangan ini akibat wabah virus Corona atau Covid-19.

Berdasarkan survei yang dilakukan otoritas pariwisata atau Vietnam Tourism Advisory Board mencatat tingkat okupansi hotel menurun 20-50% sejak Tahun Baru Vietnam pada 25 Januari hingga sekarang ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Bahkan, tingkat okupansi hotel di Kota Nha Trang yang menjadi salah satu tujuan destinasi favorit turis China sudah anjlok hingga 98%.

Baca Juga: Mulai Hari Ini! Warga Kota Bekasi, Ada Diskon Pajak PBB-P2 hingga 10%

Lesunya kunjungan juga membuat pelaku pariwisata mencatat penurunan penjualan hingga 50%. Begitu juga dengan maskapai penerbangan yang kehilangan penumpang internasional sampai dengan 50% dan penumpang domestik sebesar 40%.

Kerugian yang dialami maskapai penerbangan ditaksir mencapai 10 triliun dong Vietnam atau setara dengan US$430 juta.

Lesunya industri pariwisata juga diafirmasi Badan Pusat Statistik Vietnam. Menurut BPS, kunjungan turis asing selama kuartal I/2020 mencapai 644.000 orang atau turun 20 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 800.000 orang.

Baca Juga: Anggota Parlemen Ini Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai 20 Persen

Direktur Administrasi Vietnam Tourism Advisory Board Nguyen Trung Khanh mengatakan pelaku pariwisata saat ini membutuhkan insentif seperti potongan pajak hingga penundaan pembayaran pajak untuk menghindari kebangkrutan.

"Pajak pertambahan nilai untuk pariwisata harus dipotong setengahnya menjadi 5%, dan perusahaan pariwisata harus diberikan kelonggaran 6 hingga 12 bulan untuk membayar pajak," katanya, Senin (17/2/2020).

Tak hanya itu, Khanh juga mengusulkan pemerintah juga memberikan kemudahan lainnya, misalnya memangkas setengah biaya penggunaan lahan untuk hotel dan resort pada periode 2020 dan 2021.

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Selain itu, ia juga mengusulkan adanya pembebasan visa dan memperpanjang masa berlaku visa Vietnam hingga 30 hari. Menurut Khanh, kemudahan visa itu bisa diberikan kepada turis asal Eropa, Australia, dan Kanada.

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam menaksir kerugian ekonomi terhadap industri pariwisata mencapai US$2,3 miliar akibat dampak epidemi virus corona hingga Maret.

Namun, apabila wabah berlangsung hingga tiga bulan berikutnya, angka kerugian industri pariwisata bisa melonjak menjadi US$5 miliar. Adapun, sumbangan industri pariwisata saat ini terhadap PDB mencapai 18%.

Baca Juga: Pelaku Usaha Kesehatan Perlu Didorong Manfaatkan Supertax Deduction

Dilansir dari Vnexpress.net, hingga Senin pagi virus corona telah menginfeksi 16 orang di Vietnam dan membunuh 1.775 orang di seluruh dunia. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : vietnam, virus corona, industri pariwisata, internasional, insentif pajak

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 29 Juni 2024 | 10:15 WIB
VIETNAM

Vietnam Bakal Pangkas Tarif Pajak untuk UMKM, Ini Tujuannya

Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK

Apa Itu 4 Pilar SAK di Indonesia?

Jum'at, 28 Juni 2024 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

5 Fasilitas Pajak PBB-P2 Jakarta pada 2024

Kamis, 27 Juni 2024 | 18:39 WIB
Hari Anti Narkotika Internasional

HANI, Ini Peran Bea Cukai Cegah Peredaran Narkotika

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya