Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

BI Sebut Negara Berkembang Punya Ruang Turunkan Suku Bunga

A+
A-
1
A+
A-
1
BI Sebut Negara Berkembang Punya Ruang Turunkan Suku Bunga

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) menilai negara-negara berkembang memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penurunan suku bunga dapat dilaksanakan sejalan dengan penurunan inflasi di negara berkembang yang lebih cepat. Kondisi itu berbeda dengan kebanyakan negara maju yang penurunan inflasinya terjadi lebih lambat.

"Di sejumlah negara berkembang, mulai juga ada ruangan untuk menurunkan suku bunga," katanya, dikutip pada Selasa (6/6/2023).

Baca Juga: Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Perry mengatakan penurunan inflasi di negara maju seperti Amerika Serikat lebih lambat karena sisi suplai, termasuk pasar tenaga kerja yang masih ketat. Kondisi ini pun membuat suku bunga cenderung akan tetap tinggi dalam waktu yang lama (higher for longer).

Di Indonesia, dia menjelaskan kebijakan moneter akan diarahkan untuk mengendalikan inflasi. BI menargetkan inflasi berada pada sasaran 3% plus minus 1% pada tahun ini dan 2,5% plus minus 1% pada 2024.

"[Pengendalian inflasi] tentu saja dengan mempertahankan kebijakan suku bunga meskipun nanti kami juga akan melihat perkembangan-perkembangan lebih lanjut sejauh nanti penurunan inflasi," ujarnya.

Baca Juga: Asumsi Makro APBN 2025 Disepakati, Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,1-5,5%

Pada Agustus 2022, BI mulai menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) secara bertahap dari 3,5% hingga 5,75% pada Januari 2023. Pada periode tersebut, BI telah menaikkan BI7DRR sebesar 225 basis points (bps) sebagai salah satu upaya menurunkan inflasi. Sejauh ini, BI7DRR masih terjaga sebesar 5,75%.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini mengumumkan inflasi pada Mei 2023 sebesar 0,09% secara bulanan atau 4,0% secara tahunan. Tingkat inflasi tersebut turun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya, baik secara bulanan maupun tahunan yang masing-masing sebesar 0,33% dan 4,33%. (sap)

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : suku bunga acuan, Bank Indonesia, SBN, bank sentral, bunga kredit, inflasi

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 22 Mei 2024 | 15:05 WIB
KEBIJAKAN MONETER

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25 Persen

Senin, 20 Mei 2024 | 15:17 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan 5,1-5,5 Persen

Kamis, 09 Mei 2024 | 10:00 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Stabilisasi Nilai Tukar, Cadangan Devisa Turun 4,2 Miliar Dolar AS

Rabu, 08 Mei 2024 | 15:45 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Gubernur BI Yakin Rupiah Bakal Kembali Menguat, Ternyata Ini Alasannya

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya