Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Bukan Konsultan Pajak, Boleh Jadi Kuasa Wajib Pajak

A+
A-
42
A+
A-
42
Bukan Konsultan Pajak, Boleh Jadi Kuasa Wajib Pajak

TERKAIT dengan deadline penyampaian SPT Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang akan berakhir pada tanggal 30 April 2020, perlu untuk mengulas sepintas mengenai seorang yang dapat ditunjuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan.

Seorang yang dapat menjadi kuasa dari wajib pajak diatur dalam Pasal 32 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Tahun 1983 (UU KUP) sebagai berikut:

“Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

Baca Juga: Apa Itu Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi?

Penjelasan Pasal 32 ayat (3) menjelaskan bahwa:

“Ayat ini memberikan kelonggaran dan kesempatan bagi wajib pajak untuk meminta bantuan pihak lain yang memahami masalah perpajakan sebagai kuasanya, untuk dan atas namanya, membantu melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Bantuan tersebut meliputi pelaksanaan kewajiban formal dan material serta pemenuhan hak wajib pajak yang ditentukan daiam peraturan perundang-undangan perpajakan. Yang dimaksud dengan "kuasa" adalah orang yang menerima kuasa khusus dari wajib pajak untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan tertentu dari wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

Selanjutnya, Pasal 32 ayat (3a) mengatur mengenai kualifikasi persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban seorang Kuasa wajib pajak sebagai berikut ini:

Baca Juga: Apa Beda NIK sebagai NPWP, NPWP 16 Digit, dan NITKU?

“Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.”

Sebelum membahas Peraturan Menteri Keuangan sebagai peraturan delegasi Pasal 32 ayat (3a) UU KUP, perlu juga diperhatikan Pasal 48 UU Nomor 6 Tahun 1983 (UU KUP) sebagai dasar penerbitan peraturan pemerintah untuk mengatur lebih lanjut hal-hal yang belum cukup diatur dalam UU KUP. Berikut bunyi Pasal 48 UU KUP:

“Hal-hal yang belum cukup diatur dalam undang-undang ini, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.”

Baca Juga: Apa Itu 4 Pilar SAK di Indonesia?

Oleh karena itu, atas dasar kuasa Pasal 48, ketentuan tentang Kuasa wajib pajak diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 (PP 74/2011). Terkait seorang yang dapat menjadi Kuasa wajib pajak, Pasal 49 ayat (2) PP 74/2011 menyatakan bahwa kuasa wajib pajak bisa dijalankan oleh Konsultan Pajak dan Bukan Konsultan Pajak.

Nah, untuk dapat menjalankan Kuasa wajib pajak melalui jalur Bukan Konsultan Pajak harus memenuhi kualifikasi persyaratan yang diatur dalam Pasal 49 ayat (3) PP 74/2011 sebagai berikut ini:

  1. Menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;
  2. Memiliki surat kuasa khusus dari wajib pajak yang memberi kuasa;
  3. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
  4. Telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak terakhir; dan
  5. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.

Sehubungan dengan kualifikasi menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, Penjelasan Pasal 49 ayat (3) PP 74/2011 memberikan panduan bahwa:

Baca Juga: Apa Beda Hibah dan Warisan?

“….. seorang kuasa yang Bukan Konsultan Pajak dianggap menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan apabila dapat menyerahkan fotokopi sertifikat brevet atau ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan yang diterbitkan oleh perguruan tinggi negeri atau swasta dengan status terakreditasi A, sekurang-kurangnya tingkat Diploma III.”

Perdebatan atas ketentuan Kuasa wajib pajak sebagaimana di atur dalam PP 74/2011di atas terjadi ketika disandingkan dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 229/PMK.03/2011 tentang Persyaratan serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa. PMK ini merupakan delegasi dari Pasal 32 ayat (3a) UU KUP.

Permasalahan terkait dengan Pasal 2 ayat (4) PMK-229/PMK.03/2014 yang mengatur untuk menjadi Kuasa wajib pajak, yaitu Konsultan Pajak dan Karyawan wajib pajak. Jadi, berdasarkan PMK-229/PMK.03/2014, seorang Bukan Konsultan Pajak dilarang menjadi Kuasa wajib pajak. Padahal, berdasarkan PP 74/2011, seorang Bukan Konsultan Pajak dipersilahkan untuk menjadi Kuasa wajib pajak.

Baca Juga: Apa Itu Kantor Akuntan Publik (KAP)?

Terlepas dari Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 63/PUU-XV/2017 terkait dengan masalah pendelegasian kewenangan Pasal 32 ayat (3a) kepada PMK-229/PMK.03/2014 untuk mengatur persyaratan substansi seorang Kuasa wajib pajak, keberadaan PP 74/2011 yang mengatur Kuasa wajib pajak tentunya dapat dijadikan acuan.

Demikian diskusi Kelas Pajak dengan tema yang sangat menarik ini, yang tentu akan mengundang perdebatan yang konstruktif. Simak pula seluk beluk profesi konsultan pajak di berbagai negara di sini.

Baca Juga: Apa Itu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP)?

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : Kelas Pajak, Kuasa Wajib Pajak, Profesi Konsultan Pajak, Kamus Pajak

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 13 Mei 2024 | 18:00 WIB
KAMUS PAJAK DAERAH

Update 2024: Apa Itu Retribusi Daerah dan Jenis-Jenisnya?

Senin, 06 Mei 2024 | 17:00 WIB
KAMUS PAJAK

Apa Itu Akuntan Publik?

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:00 WIB
KAMUS PAJAK

Apa Itu Wilayah Pengembangan Industri dalam Konteks Perpajakan?

Rabu, 01 Mei 2024 | 13:00 WIB
KELAS PPh PASAL 21 (4)

Memahami Pengurang Penghasilan dalam PPh Pasal 21

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?