Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Dilema Withholding Tax dalam Perspektif Pajak Internasional

A+
A-
3
A+
A-
3
Dilema Withholding Tax dalam Perspektif Pajak Internasional

KETIKA terjadi perdagangan lintas negara maka terjadi pula benturan antara, setidaknya, dua sistem pajak negara. Secara administratif, negara domisili penjual dapat memajaki penghasilan yang diperoleh. Biasanya, prosedur penyetoran pajaknya cenderung sama dengan penghasilan umum lainnya.

Namun, mekanisme yang berbeda dibutuhkan dari perspektif negara sumber penghasilan. Atas penghasilan tersebut, diperlukan suatu mekanisme pemotongan pajak (withholding tax) yang dilakukan ketika terjadinya transaksi. Akibatnya, terdapat dua macam administrasi yang dihadapi oleh pemilik penghasilan ketika melakukan bisnis antarnegara.

Sekilas, mungkin hal ini tampak seperti sesuatu yang wajar-wajar saja terjadi. Melihat hal ini, Karin Simader mengupas dampak diskriminasi perlakuan pajak dan beban tambahan yang berpotensi timbul dari adanya withholding tax dari negara sumber penghasilan.

Baca Juga: Jualan Online-Reseller, Hitung Pajak Pakai Pembukuan atau Pencatatan?

Dalam bukunya yang berjudul ‘Withholding Taxes and the Fundamental Freedoms’, duduk perkara withholding tax ditinjau secara seimbang baik dari kepentingan fiskal suatu negara maupun efisiensi perdagangan global.

Gaya penulisan yang dibawakan oleh penulis sangat sistematis dan cenderung kaku. Namun, jika cukup sabar membacanya, pembaca akan dibuat asyik mengikuti argumen yang dipaparkan mengenai harus atau tidaknya negara sumber menerapkan withholding tax ketika penerima penghasilannya merupakan non residen.

Secara umum, peneliti sekaligus dosen WU University tersebut memaparkan bahwa desain withholding tax sangat menentukan terlanggar atau tidaknya pilar-pilar kebebasan yang disepakati oleh Uni Eropa dalam Treaty on the Functioning of the European Union (TFEU).

Baca Juga: Tidak Padankan NIK Jadi NPWP, Status NPWP Berubah Jadi Non-Aktif?

Pondasi kebebasan atau yang biasa disebut fundamental freedoms tersebut terdiri dari empat pilar, yaitu kebebasan pergerakan barang, kebebasan pergerakan jasa, kebebasan pergerakan kapital, dan kebebasan pergerakan sumber daya manusia. Keempat pilar ini dirumuskan dan disepakati agar desain sistem pajak negara anggota Uni Eropa mendukung hal tersebut.

Sayangnya, withholding tax berpotensi menimbulkan distorsi terhadap fundamental freedoms tersebut. Distorsi tersebut timbul karena adanya diskriminasi perlakuan baik dalam bentuk beban pajak maupun administrasi dari suatu bisnis sebagai penerima penghasilan. Belum lagi, pihak pemotong akan memiliki beban tambahan untuk memenuhi prosedur administrasi yang diwajibkan.

Di sini, kita diajak melihat bagaimana mekanisme withholding tax rentan menimbulkan berbagai diskriminasi pajak. Dua di antaranya yang paling disoroti adalah perbedaan penentuan basis pajak serta perbedaan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pajak yang sudah dibayar tersebut antara negara sumber dan residen.

Baca Juga: PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Setelah kita memiliki pandangan yang lebih jelas mengenai berbagai konsekuensi yang dapat timbul, penulis menekankan balik bahwa mekanisme withholding tax merupakan cara yang efektif untuk mencegah penghindaran pajak.

Tanpa adanya cara tersebut, penghasilan yang diperoleh akan langsung diterima pelaku bisnis di luar negeri secara utuh. Jika hal tersebut sudah terjadi, akan lebih sulit bagi otoritas pajak negara sumber memaksa penerima penghasilan tersebut untuk membayar kewajibannya.

Di sini, penulis akan membuat kita berpikir sebaliknya. Kita akan diajak memahami withholding tax dapat dijustifikasi sebagai cara yang efektif bagi suatu negara untuk mempertahankan kedaulatan sistem pajaknya.

Baca Juga: Saat NIK-NPWP Diterapkan Penuh, DJP: WP Jangan Ada yang Tertinggal

Substansi yang memberikan sudut pandang pro dan kontra dari withholding tax akan menjadi nutrisi yang baik bagi para pemikir desain sistem pajak modern.

Lantas, ingin tahu kesimpulan akhir dari penulis? Sebaiknya langsung datang saja ke DDTC Library untuk membaca bukunya.*

Baca Juga: Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : buku, buku pajak, withholding tax, administrasi pajak, perdagangan lintas batas

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Mohammad Justine Ceasarea Hasanudin

Senin, 23 Maret 2020 | 23:12 WIB
yang menjadi permasalahan saat ini adalah bagaimana negara domisili wajib pajak yang memiliki implikasi perpajakan di negara sumber dimana adanya withholding tax yang tidak biasa terjadi seperti kasus pada bisnis Over the top yang sebenarnya dapat disengketakan karena diatur secara sepihak diluar da ... Baca lebih lanjut
1

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 01 Juli 2024 | 16:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP Sebut Masih Ada 670.000 NIK yang Belum Padan dengan NPWP

Senin, 01 Juli 2024 | 15:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Belum Ada Update Aplikasi, e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 13:00 WIB
PER-6/PJ/2024

NIK Langsung Jadi NPWP Saat Pendaftaran, WP Tetap Dapat NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 12:00 WIB
PER-6/PJ/2024

Catat! Ada 7 Layanan Pajak yang Bisa Diakses Pakai NIK Mulai 1 Juli

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?