Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Gara-gara Corona, Bisnis Penerbangan Rugi Rp384 Triliun

A+
A-
0
A+
A-
0
Gara-gara Corona, Bisnis Penerbangan Rugi Rp384 Triliun

Ilustrasi.

NEW YORK, DDTCNews—Asosiasi Maskapai Penerbangan Internasional (International Air Transport Association/IATA) memperkirakan maskapai di kawasan Asia Pasifik mencetak kerugian pendapatan sebesar US$27,8 miliar atau setara dengan Rp384 triliun tahun ini imbas dari efek virus Corona.

Dalam keterangan resminya Jumat (21/02/2020), maskapai asal China menjadi yang paling besar mengalami kerugian, yaitu sebesar US$12,8 miliar atau 46% dari total kerugian di Asia Pasifik sebesar US$27,8 miliar.

Direktur Jenderal dan CEO IATA Alexandre de Juniac mengatakan kerugian itu sebenarnya lebih besar. Maskapai di luar Asia Pasifik diprediksi menanggung kerugian pendapatan hingga US$1,5 miliar, terutama yang terhubung dengan China.

Baca Juga: Anggota Parlemen Ini Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai 20 Persen

“Kerugian ini menutup target pertumbuhan pendapatan maskapai secara global sebesar 4,1% dan diprediksi menghasilkan kontraksi sebesar 0,6% dalam permintaan penumpang untuk 2020,” kata Juniac.

Juniac menambahkan estimasi tersebut diambil berdasarkan skenario ketika terjadi kasus SARS, di mana kala itu ditandai dengan tren penurunan yang tajam selama enam bulan. Namun, tren akan berbalik tajam seiring dengan pemulihan.

Untuk itu, lanjutnya, menghentikan penyebaran virus adalah prioritas pertama. Maskapai wajib mengikuti panduan Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas kesehatan publik lainnya untuk menjaga keselamatan penumpang.

Baca Juga: Kegiatan Membangun Sendiri Dilakukan Bertahap, Begini Aturan PPN-nya

“Penurunan permintaan yang tajam imbas dari COVID-19 akan memiliki dampak keuangan pada maskapai penerbangan, terutama operator yang secara khusus terekspos ke pasar China,” tutur Juniac.

Dengan kondisi saat ini, Juniac menilai tidak menutup kemungkinan sejumlah maskapai akan memangkas beberapa rute untuk menjaga keuangan tetap positif. Namun yang pasti, tahun ini adalah tahun yang menantang bagi maskapai penerbangan. (rig)

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : ekonomi global, maskapai penerbangan, virus corona, iata, internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya